Pintu kayu itu terbuka, Tzuyu yang sedang belajar menoleh menatap sendu kakaknya yang seolah tak melihatnya disana. Sejak kemarin kakaknya terus bersikap dingin padanya.
"Unnie," panggilnya lirih. Namun untuk sekedar menatapnya saja, Nayeon tidak. Kakaknya itu sekarang tampak berbaring menyamping membelakanginya.
Didalam rumah kumuh itu memang hanya ada satu kamar. Namun disana mereka memiliki dua ranjang kecil sehingga mereka tidur terpisah.
"Unnie, maafkan aku."
Ini pertama kalinya kakaknya bersikap seperti ini padanya. Rasanya begitu sakit menerima perlakuan ini. Karena itu dia ingin mengakhirinya.
Namun tetap saja, Tzuyu menurunkan bahunya lemas ketika kakaknya bahkan hanya diam tak merespon. Ia tau Nayeon belum tertidur dan hanya bersikap tak peduli.
"Unnie, aku tau aku salah. tapi kumohon jangan diamkan aku."
Dia meletakkan pena yang digenggamnya. Duduk dengan kini mengarah sepenuhnya kepada Kakaknya. Mata itu kini sudah berkaca-kaca.
Mendengar suara parau itu Nayeon menghela nafasnya dalam-dalam. Sulung Huang itu mulai bergerak berbalik dan memilih duduk pada ranjang kecil miliknya.
Dia menatap adiknya, dan saat itu Tzuyu langsung menunduk. Nayeon kembali menghela nafasnya.
Dia hanya begitu menyayangkan sikap adiknya, Nayeon tau adiknya tak begitu menyukai Lisa tapi apakah Tzuyu harus membiarkannya pergi dengan keadaannya yang seperti itu?
Rasa kecewa itu ada, begitu besar karena dia tak pernah menyangka adiknya akan melakukan itu.
"Lihat kesini,"
Pinta Nayeon membuat Tzuyu perlahan mendongak dengan matanya yang berair. Untuk kesekian kalinya Nayeon kembali menghela nafasnya.
"Unnie, tau hatimu mungkin telah mati untuk beberapa orang terutama orang baru. Tapi apa kau harus melakukan itu padanya? Dia sakit Tzuyu, kau sendiri tau bagaimana kondisinya."
Karena akan menangis, Tzuyu ingin kembali menunduk namun Nayeon dengan cepat memarahinya "Unnie disini bukan dibawah." Tegasnya begitu dingin. Karena itu Isak itu mulai terdengar dari adiknya.
Nayeon mengusap wajahnya kasar "Jangan hanya menangis, Tzuyu. Unnie, berbicara padamu."
"M-maaf."
Tzuyu meremas baju yang dikenakannya. Dia tak tau harus berkata apa selain hanya meminta maaf meskipun itu bahkan tak bisa merubah apa yang telah terjadi.
Nayeon menatap adiknya. Sejujurnya dia tak ingin bersikap seperti ini. Tapi atas apa yang terjadi, apakah dia harus bersikap seolah-olah semuanya baik-baik saja?
Dia tak bisa. Adiknya melakukan kesalahan, lalu sebagai seorang kakak apa seharusnya yang dilakukannya? Tzuyu salah, maka itu Nayeon ingin adiknya sadar atas apa yang diperbuatnya.
"Apa kau begitu tak menyukainya?"
Nayeon kira, Tzuyu akan menjaga Lisa dengan baik melihat bagaimana dia begitu khawatir akan kondisi anak itu, namun nyatanya tidak. Dia telah melakukan kesalahan mempercayakan Lisa kepada adiknya.
"Dia anak yang baik Tzuyu, bahkan dia menganggapmu sebagai seorang teman. Kau tau? saat mengetahui itu, Unnie begitu bahagia karena setelah apa yang terjadi pada keluarga kita, kau mulai membuka---"
"Aniyo, bukan seperti itu, Unnie. Aku tidak membencinya. Tak sekalipun. Hanya saja..." Di tengah Isak tangisannya itu dia menggeleng tak setuju akan ucapan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Of Lisa ✓ [COMPLETE]
FanfictionLisa, anak bungsu dari pengusaha terkaya dikorea harus terpisahkan dari keluarganya saat masih bayi, karena diculik oleh beberapa orang misterius dalam perjalanan pulang dari rumah sakit menuju mansion bersama kedua orang tuanya. #Jisoo #Jennie #Ros...