07. No doubt

9.2K 944 43
                                    


Pukul 09:00 KST.

Hari ini adalah akhir pekan. Sepesang mata hazel itu, perlahan mulai terbuka menyapa pagi dengan sinar matahari yang bersinar menyilaukan mata.

"Kau sudah bangun?" Tanya sulung Nam ketika melihat mata gadis berponi mulai terbuka.

"Omo!"

Bruk~

Gadis berponi itu meringis merasakan sakit pada punggungnya karena terjatuh dari ranjang. akibat kaget melihat dua manusia tepat berada didepan wajahnya.

"Ya! Kami bukan hantu, kenapa kau terkejut seperti itu?" Ucap Irene mengendus sebal akan reaksi berlebihan gadis berponi yang seakan menganggap dirinya dan adiknya
hantu.

Gadis berponi itu tampak menampilkan wajah masamnya. karena, baru saja membuka matanya menyambut hari ini, ia sudah harus menerima kesialan karena terjatuh dari ranjang, dan juga sudah disuguhkan dengan ocehan gadis penguntit yang membuat telinganya, panas.

menghela napas kasar. Gadis itu merenungkan nasibnya, Entah kesialan apa lagi yang akan menimpanya, setelah ini.
"Gwaenchana?" Gadis berponi itu hanya mengangguk menjawab pertanyaan gadis bermata sipit. Kemudian mulai bangkit.

"Biar ku bantu"

Gadis itu, mengerjab. Setidaknya, pagi ini tak akan terlalu buruk, karena menerima perlakuan baik dari gadis bermata sipit yang membantunya kembali keatas ranjang. Berbeda dengan gadis penguntit yang hanya diam sembari melipat kedua tangannya di dada.

"Setidaknya pagi ini tak terlalu buruk" gumamnya amat pelan tapi masih bisa didengar oleh kedua manusia itu.

"Kau bilang apa?" Tanya sulung Nam menatap tajam gadis berponi.

Gadis bermata sipit itu terkekeh melihat gadis berponi yang menjadi gelagapan.
"A-Aniya. Ah, ya apa... kakimu sudah membaik?" ucapnya mencoba mengalihkan pembicaraan yang sungguh membuatnya merasa tak nyaman. Dikarenakan melihat ekspresi menyerahkan dari gadis penguntit yang sepertinya akan menerkamnya hidup-hidup.

Gadis itu tersenyum bangga ketika pertanyaannya sukses membuat raut wajah gadis penguntit itu berubah, tersenyum padanya.
"Eoh, seperti yang kau lihat" ucap Irene memperlihatkan senyum manisnya. sudah berdiri dihadapan dua gadis, seusia namun berbeda bulan itu.

Seulgi tampak menganga melihat betapa hebatnya gadis berponi, dapat merubah raut wajah kakaknya dalam sekejap. Berbeda dengannya yang malah akan semakin membuat kakaknya marah jika ingin menenangkannya.

"Sepertinya aku juga harus memintanya mengajariku tentang
hal ini" batinnya. manatap gadis berponi dalam.

Gadis berponi yang merasa ditatap pun menoleh kearah gadis bermata sipit dengan alis yang terangkat, meminta jawaban. Tapi, melihat Seulgi yang hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, hal itu tentu membuat gadis berponi bingung. Dia sangat tahu jika tatapan seulgi padanya itu pasti mempunyai maksud.

Di mansion Nam saat ini hanya ada mereka bertiga, dan pastinya juga para pekerja. Suzy dan Joohyuk sudah pergi bekerja sejak sejam yang lalu. Dengan Suzy yang pergi ke rumah sakit, dan Joohyuk yang menghadiri pertemuan dengan beberapa pengusaha yang bekerja sama dengannya. Pria dua anak itu adalah pemilik dari dua belas hotel berbintang lima di Korea.

Ketiga manusia itu saat ini berada dikamar Irene, yang berada dilantai tiga, tentunya. Semalam, adalah malam yang panjang untuk gadis berponi. Karena dia harus di intograsi dan tidak diperbolehkan pulang oleh ayah, ibu, serta adik, dari gadis penguntit.

Malam tadi, ia sudah seperti orang yang telah melakukan kejahatan berat. Bagaimana tidak? Gadis itu, di intograsi habis-habisan oleh keluarga gadis penguntit, sampai pukul tiga dini hari.

Return Of Lisa ✓ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang