Mobil birunya memasuki halaman mansion Choi. Rosé keluar begitu saja setelah memberhentikan mobilnya. Meningkatkan Lisa yang menghela nafas berat akan sikapnya yang sedari tadi tak di mengertinya.
Bahkan pria berjas hitam yang akan membukakan pintu untuk Rosé terdiam kaku ditempatnya padahal dia sudah berlari untuk melakukannya.
Lisa keluar setelah pria lainnya membukakan pintu untuknya.
"Terima kasih."Gadis itu melangkah pergi setelahnya. Tak tau jika pria itu begitu kaget melihatnya dengan bagaimana keadaan wajahnya. Menginjakkan kakinya didepan teras mansion, empat pria yang berjaga disana juga dalam ekspresi yang sama.
Sementara itu, mobil Hyunbin terlihat memasuki halaman mansion. Pria itu keluar dan berjalan tergesa-gesa sedikit berlari yang membuat semuanya heran melihatnya.
"Ya Tuhan ada apa denganmu?"
Hyunbin berhenti saat dia melihat orang yang menjadi tujuannya saat ini bersama Jennie dan Rosé diruang tamu mansion megahnya.
Jennie memegangi kedua lengan Lisa dengan wajah terkejutnya, mengeceknya dari ujung kaki sampai kepala.
"Katakan, apa ini alasan Chaeyoung meminta Moonbyul mengirimkan seragam sekolah baru untukmu?" Lisa hanya diam memandangi wajah Jennie yang begitu khawatir menatapnya. Dia kemudian menoleh pada Rosé yang berdiri dibelakang Jennie. Tatapannya datar.
"Unnie bertanya Lisa." Jennie mulai kesal saat Lisa hanya tetap diam lama.
Tidak tahukah dia sedari tadi perasaan Jennie benar-benar tak tenang setelah mengetahui perintah Rosé pada Moonbyul? Sejak itu dia duduk di ruang tamu itu untuk menunggu mereka. Bayangkan padahal itu masih empat jam sebelum kepulangan mereka.
"Aku baik-baik saja. Ini tak apa." Ujar Lisa yang justru mendengarnya Jennie tak suka.
"Apanya yang baik, huh? Kau buta? Lihat wajahmu bahkan tanganmu, ya tuhan. Aku benar-benar tidak percaya ini. Chaeyoung-ah katakan apa yang sebenarnya terjadi padanya." Merasa jika Lisa tak akan mengatakannya, dan itu hanya akan mengundang amarahnya, Jennie kini bertanya pada adik pertamanya.
Dia memandangi Rosé yang menatap Lisa dalam diam. Namun sesuatu terasa mengganjal untuk Jennie. Wajah Rosé terlampau datar untuk Lisa. Gadis itu semakin dibuat heran akan mereka.
"Lisa-ya,"
Atensi mereka teralihkan. Jennie dan Rosé ikut menoleh menatap sang ayah yang datang. Hyunbin terlihat ragu sebelum dia membatu saat Lisa berbalik menatapnya.
Hyunbin tak tau harus berkata apa saat melihat wajahnya. Bibirnya seakan kelu. Luka lebam menghiasinya dan plester yang ada pada batang hidungnya. Jangan lupakan tangan kanannya yang dililit oleh perban putih.
Jennie dapat melihat bagaimana perubahan raut wajah ayahnya. Selain keterkejutan, amarah juga ada disana. Jennie bukan orang yang tidak peka sehingga tidak menyadari itu.
Hyunbin berjalan mendekati Lisa. Dia memegangi bahunya dan sedikit menundukkan kepalanya untuk memeriksa bungsu Choi itu sebelum dia berujar. Hatinya berdenyut melihatnya dalam keadaan ini.
"Katakan, mereka yang melakukan ini padamu? Cukup sebutkan nama-nama mereka pada Appa sekarang. Mereka harus membayar ini. Mereka pikir mereka semua siapa sehingga melakukan semua ini padamu."
Meskipun mencoba, nyatanya Hyunbin tak bisa menahan gejolak emosinya. Amarah itu memeluknya dengan perasaan sakit melihat Lisa. Dia tidak pernah menyangka Rosé berkata yang sesungguhnya akan kondisi Lisa.
Hyunbin menoleh pada Rosé yang langsung mengalihkan pandangannya saat dia menatapnya.
"Maafkan, Appa. Jika saja kebenaran Lisa diketahui oleh mereka, pasti semua ini tidak akan terjadi pada adik kalian." Sesalnya. Dan pada saat itu air mata Rosé meluruh. Dia memang akan sangat rapuh jika itu, Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Of Lisa ✓ [COMPLETE]
FanfictionLisa, anak bungsu dari pengusaha terkaya dikorea harus terpisahkan dari keluarganya saat masih bayi, karena diculik oleh beberapa orang misterius dalam perjalanan pulang dari rumah sakit menuju mansion bersama kedua orang tuanya. #Jisoo #Jennie #Ros...