Hari ini dapur mansion Choi bagitu bising karena seluruh keluarga itu berkumpul disana. Terlihat, semuanya sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Tak satupun para maid berada disana. Hidangan kali ini begitu spesial karena itu para wanita maupun lelaki memilih terjun langsung dibandingkan mengandalkan mereka.
Hyunbin dan Joohyuk terlihat sibuk dengan pemangganggan mereka, Yejin serta Suzy yang berkutat dengan segala jenis menu makanan serta Sulung Choi yang membuat kue sebagai hidangan penutup bersama Jennie yang awalnya membantunya.
Semuanya sudah hampir selesai, namun sedari tadi diruang makan itu Perkejaan yang seharusnya mudah itu tak kunjung selesai karena dua bersaudara.
Disana, Rosé berdiri dengan wajah masamnya karena Irene dan Seulgi yang terus saja berargumen.
"Ck, lakukan dengan benar seulgi! Kau ingin ku panggang huh?" Emosi Irene karena adiknya itu terus saja salah memposisikan hiasan didinding.
"Kalau begitu kau saja yang lakukan, aku lelah!"
Seulgi memprotes karena rasa frustasinya. Sungguh sedari tadi kakaknya hanya terus mengoceh yang membuat kepalanya pusing.
"Mengapa kita tidak meminta bantuan para pekerja saja sih? Dengan begi--"
"Lakukan sekarang sebelum ku buat kau terjun dari lantai atas!" Irene kehilangan kesabarannya. Rahang sulung Nam itu mengeras menatap tajam Seulgi.
Seulgi berdecak kesal menatap kakaknya itu jengkel. Dia ingin melawan tapi raga dan tubuhnya tak berani lagi. Karena itu dia mulai melakukannya lagi.
"Ck, Selalu saja semena-mena. Dasar gorila." Batin Seulgi.
"Berani mengumpatku, ku potong salah satu jarimu." Irene memperingati yang membuat wajah Seulgi menegang seketika.
"S-siapa bilang? aku tidak." Dia berujar berusaha santai tanpa menatap kakaknya. Meski sekarang dia begitu tegang.
"Aku hanya bilang." Irene berujar acuh melipat kedua tangannya di dada. Dia menoleh menatap Rosé dan berkata
"Belum ada tanda-tanda dari mereka?" Rosé menggeleng. Helaan nafas lega itu terdengar dari Irene.
"Syukurlah,"
Dia tidak ingin Lisa datang dengan pekerjaan mereka yang belum selesai kini. Sedari tadi seulgi terus melakukan kesalahan yang membuatnya naik darah.
Pandangannya kembali beralih pada adiknya yang begitu lamban "Ck, Cepatlah Seulgi. Jika begini mereka bisa memergoki kita." Irene masih dengan nada tingginya.
Gadis bermata sipit itu memejamkan matanya. Berusaha sabar dan memupuk emosi yang dirasakannya.
"Tenanglah, Seulgi. ini adalah takdirmu terlahir sebagai adiknya. Terimalah nasib malangmu, hm?" Dia menguatkan dirinya.
..............
"Annyeong, Nona."
Kembali, sedari tadi saat meninggalkan kamar, Lisa merasa tak nyaman karena para maid dan pekerja disana yang membungkuk hormat padanya diikuti sapaan sopan.
Jennie berjalan didepannya terlihat acuh dengan semua itu. Lisa yakin sudah puluhan maid melakukan itu namun mengapa mereka tak juga mencapai ruang makan? Sebesar apakah rumah ini?
Lisa tak mengerti mengapa mereka harus membuat rumah sebesar istana ini yang hanya akan membuat penghuni didalamnya lelah.
"Berjalanlah disampingku, Lisa." Tiba-tiba Jennie berkata yang membuat Lisa hanya diam sesaat sebelum menurutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Of Lisa ✓ [COMPLETE]
FanfictionLisa, anak bungsu dari pengusaha terkaya dikorea harus terpisahkan dari keluarganya saat masih bayi, karena diculik oleh beberapa orang misterius dalam perjalanan pulang dari rumah sakit menuju mansion bersama kedua orang tuanya. #Jisoo #Jennie #Ros...