Yejin menatap Jisoo yang baru saja tiba diruang makan itu dengan pakaiannya yang sudah rapi.
"Kau sendiri? Dimana adik-adikmu, Jisoo-ya?"
Jisoo mendongak menatap ibunya setelah dia mendudukkan dirinya. Hyunbin juga ikut menatap Jisoo setelah dia tidak mendapati kedatangan mereka.
"Mungkin masih bersiap, Eomma." Jawabnya. Namun itu membuat Yejin gelisah.
"Tapi ini sudah hampir jam delapan mengapa mereka lama sekali?" Kini dia bahkan begitu khawatir. Jisoo menjadi bingung sendiri.
"Tak apa jika bibi Ahn yang menyendokkan untukmu? Eomma akan memeriksa mereka dulu." Jisoo hanya bisa mengangguk dengan kebingungannya melihat bagaimana tingkah ibunya.
"Nde, Gwenchana." Dia menatap kepergian ibunya yang perlahan hilang dibalik dinding.
"Jisoo-ya, kau sudah memikirkan hadiah untuk Lisa?" Sulung Choi itu mengalihkan pandangannya menatap sang ayah.
Dia kemudian menggeleng. "Aniya, Appa. Aku belum terpikirkan." Dia berkata dengan jujur.
"Gomawo, bibi."
Jisoo tersenyum setelah bibi Ahn selesai menyendokkan makanan untuknya. Wanita paruh baya itu tersenyum dan mengangguk.
"Apa Appa sudah memikirkannya?" Jisoo bertanya.
"Hm. Appa pikir hadiah ini cocok untuknya mengingat dia sudah cukup umur." Kening jisoo menyergit. Hadiah apa yang sedang ayahnya bicarakan?
"Boleh ku tau?" Hyunbin mengangkat bahunya dan tersenyum.
"Ani. Ini bersifat rahasia." Dia menggeleng dan terkekeh. Jisoo hanya mengangguk saja meskipun sebenarnya dia sangat ingin mengetahuinya.
.
.
.Klek~
"Ya Tuhan, sudah ku duga."
Yejin menggelengkan kepalanya ketika memasuki kamar Lisa. Dia mulai berjalan kearah ranjang namun tiba-tiba dia berhenti ketika tak mendapati si bungsu disana.
"Dimana dia?"
"Jennie-ya, Rosé-ya, bangun." Yejin memilih membangunkan mereka dahulu.
Keduanya mulai bergerak terusik dengan apa yang ibu mereka perbuat. Meskipun malas, Rosé mulai mendudukkan dirinya diatas ranjang besar itu. Sedangkan Jennie masih enggan membuka matanya meskipun telah bangun.
"Chaeyoung-ah, dimana Lisa?"
Mendengarnya Rosé terkesiap. Jennie bahkan langsung membuka lebar matanya. Dia langsung mendudukkan dirinya.
Klek~
Semuanya menoleh saat pintu kamar mandi itu terbuka. Lisa muncul dengan wajah segarnya. Jennie kembali melemas menyandarkan dirinya pada headboard.
"A-ada apa?" Lisa menjadi bingung melihat mereka yang terpaku menatapnya.
"Aniya. Eomma pikir kau kemana ternyata kau habis mandi?" Lisa mengangguk pelan. Dia menatap Jennie dan Rosé yang tampak begitu berantakan dengan rambut mereka yang acak-acakan.
"Baguslah. Segera bersiap-siaplah dan turun kebawah. Eomma sudah menyiapkan sarapan untuk kita." Lisa kembali mengangguk.
"Kau juga Rosé-ya, sana bersihkan dirimu. ini sudah hampir jam delapan, sayang. Kalian sudah sangat terlambat."
Anak ketiganya itu tampak enggan. "Tak apa, Eomma. Lagipula Tak ada yang berani memarahi kita, nantinya." Dia berbicara dengan matanya yang tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Of Lisa ✓ [COMPLETE]
FanfictionLisa, anak bungsu dari pengusaha terkaya dikorea harus terpisahkan dari keluarganya saat masih bayi, karena diculik oleh beberapa orang misterius dalam perjalanan pulang dari rumah sakit menuju mansion bersama kedua orang tuanya. #Jisoo #Jennie #Ros...