31. Broken Feeling

7K 851 52
                                    

"Bagaimana? Apakah dia baik-baik saja?" Hyunbin langsung bertanya ketika adiknya telah selesai memeriksa istrinya.

"Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Ini hanya demam ringan. Yejin hanya perlu beristirahat yang cukup dan mengonsumsi obat ini." Suzy menyodorkan sekotak kecil obat kepada kakaknya.

Perasaan lega itu tak bisa disembunyikan oleh Hyunbin, juga anak-anaknya. Wajah yang semula khawatir dan gelisah itu kini tampak tenang.

"Baiklah aku akan pergi sekarang. Pastikan kau mengonsumsi obat itu 2 kali sehari, Arraseo?" Yejin hanya mengangguk dan tersenyum kikuk kepada Suzy yang berkata seperti itu seakan dia adalah anak-anak.

Bersahabat cukup lama dan akhirnya menjadi adik dan kakak ipar Yejin tak lagi heran dengan sikap Suzy yang seperti itu padanya.

"Mengapa buru-buru? Tinggallah sebentar disini." Suzy menggeleng pelan kepala kakaknya.

Dia tak bisa karena sekarang anak-anak dan suaminya sedang menunggunya dimansion. Mereka mempunyai sesuatu untuk dilakukan.

"Mian, tapi aku tak bisa oppa. Joohyuk dan anak-anak sekarang menungguku di mansion. Kami mempunyai sesuatu yang harus dilakukan." Katanya dengan perasaan sesal kepada kakak. Dia ingin tinggal namun dia tidak mungkin membatalkan rencana bersama keluarga kecilnya.

"Jika itu alasannya tak apa. Aku ikut senang karena sekarang kau mempunyai banyak waktumu untuk mereka. Pergilah jangan membuat mereka terlalu lama menunggu."

Didalam sana Hyunbin tak bisa menahan rasa bahagianya karena berbeda dari sebelumnya, adiknya kini akhirnya lebih banyak mempunyai waktu bersama keluarganya.

"Jangan mengusirku juga." Ketus Suzy. Hyunbin mengerutkan keningnya.

"Kau bicara apa? Siapa yang mengusirmu?" Bingungnya di ikuti anak-anak juga istrinya. Mereka menatap Suzy dengan heran.

"Tadi, kau bilang pergilah." katanya, kelima Manusia yang ada diruangan itu hanya bisa melongo setelahnya. Yejin terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

"Bukan itu maksudku. Aku hanya mengatakan pergilah karena mereka--"

"Sama saja. Faktanya itulah maksudmu, oppa." Potong Suzy. Hyunbin menghela nafasnya kasar. Menoleh menatap sang istri yang masih saja terkekeh.

"Mengapa tertawa?" Hyunbin dengan suara kecilnya. Yejin hanya menggeleng pelan. Kekehan itu tak bisa dihentikannya. Apalagi ketika melihat wajah frustasi suaminya.

"Ani."

Hyunbin kembali menatap adiknya.
"Ayo, aku akan mengantarmu kedepan." Hyunbin berdiri dari ranjang itu setelah mengusap lembut surai istrinya.

"See? kau ingin aku cepat pergi dari sini." Kata Suzy lagi dengan suara ketusnya. Hyunbin kembali terdiam menatap adiknya itu. Ternyata walaupun sudah berumur adiknya masih saja menyebalkan.

"Kau sedang datang bulan, ya? Mengapa kau selalu menyudutkan ku sih? Kau sendiri yang mengatakannya tadi bahwa kau tidak bisa untuk tinggal disini." Emosi tertahan Hyunbin.

"Kau sekarang marah-marah. Tak usah mengantarku saja. Aku bisa sendiri dan lagi pula Ketiga keponakanku tersayang ini, dapat melakukannya." Katanya dan Hyunbin hanya bisa menghela nafasnya dalam-dalam.

"Siapa dari kalian yang akan mengantar Imo?" Tanyanya menatap ketiganya.

"Aku saja." Jisoo berkata yang membuat Suzy mengangguk dan tersenyum senang. Dia menatap kakaknya dengan jengkel kemudian pergi dari sana setelah mengucapkan sesuatu.

"Imo, pergi anak-anak Jagalah bayi besar kalian, Eoh? Dan jangan pedulikan kulkas besar itu." Kata Suzy berlalu pergi secepat mungkin dengan menarik tangan Jisoo.

Return Of Lisa ✓ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang