"Kau paham?" Lisa mendongak menatap Seulgi. Dia baru saja menjelaskan materi yang tidak dimengerti gadis itu. Tentu kalian tau mapel apa.
Gadis bermata sipit itu mengangguk dengan senyumannya.
"Hm," Jawabnya. Lisa hanya mengangguk dan kembali terpfokus mengerjakan tugas yang diberikan gurunya.Kelas itu sunyi karena sekarang adalah jam istirahat ke dua. Disana hanya ada mereka berdua. Kedua gadis itu memilih tetap disana dari pada pergi ke kafetarian sekolah.
Seulgi juga mulai mengerjakan tugas itu. Keduanya begitu fokus hingga tak berselang lama gadis berponilah yang pertama menyelesaikannya.
Ketika Lisa selesai mengatur bukunya. Ia lantas memperhatikan bagaiman seulgi mengerjakan itu. Gadis itu tidak berbohong ketika dia bilang dia paham. terbukti dia mengerjakan itu dengan benar.
"Periksalah," Pinta seulgi menyondokarkan bukunya kepada gadis berponi ketika dia selesai. namun Lisa malah menutup bukunya sehingga itu membuat seulgi bingung.
"Aku memintamu me__"
"Kau mengerjakannya dengan baik. Aku sudah melihatnya. Tidak ada yang salah." Potong Lisa.
Seulgi tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum menatap gadis berponi yang terlihat mengeluarkan bekalnya ke atas meja.
"Kau mau?" Lisa menawarkan Sandwich setelah kotak bekal itu terbuka.
Seulgi mengerjap dengan mata yang berbinar. Lantas mengangguk antusias dan mulai mengambil Sandwich yang disodorkan Lisa. Gadis berponi itu meringis melihat reaksi berlebihan Seulgi. Apalagi saat gadis itu makan dengan begitu tak sabarnya.
"Pelan-pelan saja. Tidak ada yang akan merampasnya darimu." Ucap Lisa menggelengkan kepalanya. Seulgi hanya menatapnya dengan tersenyum lebar. Sandwich itu benar-benar enak, ini pertama kalinya dia merasakan itu.
"Minum ini." Seulgi terkesiap ketika Lisa menyondorkan sekotak susu coklat padanya. Dia terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menerima kotak susu itu. Sungguh, melihat Lisa yang seperti ini, itu sungguh sangat membuatnya bahagia. Betapa ia berharap mereka akan selalu seperti ini.
"Gumowo Lisa-ya. Kau sangat lengkap." Ujarnya. Gadis berponi itu hanya menganggukkan kepalanya sembari mengunyah.
"Ku dengar dari Irene Unnie kau juga dirumah sakit semalam menjenguk Jennie Unnie." Seulgi berkata memandang Lisa yang menoleh menatapnya.
"Hm."
Seulgi terdiam sejenak sebelum kembali membuka suaranya. Dia ingin menanyakan sesuatu yang membuatnya penasaran.
"Dia sangat kesal padamu. Kau... Berbuat sesuatu padanya?" Tanya seulgi hati-hati. Dia ingat bagaimana kakaknya semalam pulang dengan wajah yang begitu kesalnya. ketika di tanya, jawabannya adalah gadis berponi.
"Ani. Aku merasa tidak melakukan sesuatu yang membuatnya kesal." Jawab Lisa yakin yang membuat gadis bermata sipit itu mengerutkan keningnya karena begitu bingung apa yang sebenarnya terjadi.
.............
Hampir sebulan berada dirumah sakit. Akhirnya hari ini Jennie bisa menghirup aroma rumah mewahnya. Dia sangat merindukan bangunan lima lantai itu.
Dengan hati-hati, Hyunbin tampak memindahkan tubuh Jennie dari kursi roda keatas ranjang besar milik gadis itu. Mendudukkan dirinya.
Jisoo meringis melihat senyum Jennie
yang tak pernah luntur sejak dari rumah sakit. Yejin dan Rosé juga ada disana. Jungwoo dan Youngae sedang dalam perjalanan kesana."Berhentilah memasang wajah begitu, Jennie. Kau tampak seperti orang gila. Kau tau?" Ucap Jisoo santai yang langsung mendapat tatapan tajam dari gadis bermata kucing itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Of Lisa ✓ [COMPLETE]
FanfictionLisa, anak bungsu dari pengusaha terkaya dikorea harus terpisahkan dari keluarganya saat masih bayi, karena diculik oleh beberapa orang misterius dalam perjalanan pulang dari rumah sakit menuju mansion bersama kedua orang tuanya. #Jisoo #Jennie #Ros...