Mereka tiba dirumah sakit. Dua gadis bersepupu yang tampak begitu kacau. Gadis bermata kucing itu bahkan sejak tadi dalam perjalanan tak bisa menahan air matanya.
Setelah Moonbyul memberi tahu mereka. Jennie langsung menelpon ibunya untuk mengetahui apa yang terjadi. Sehingga disinilah mereka dengan keadaan yang berantakan seperti itu.
"Appa," Panggilan parau itu membuat mereka yang ada didepan IGD itu menoleh kearah Jennie. Hyunbin dengan cepat berdiri menghampiri anak keduanya yang datang dengan kursi roda dibantu oleh Irene.
"B-Bagaimana dia?" Tanya Jennie dan Hyunbin menggeleng lemah.
"Masih ditangani." Kata ayahnya. Dia semakin menangis karena sesak di dadanya yang semakin terasa.
Perlahan Irene berjalan menuju ibunya. disampaikannya ada adiknya yang tampak dengan tatapan kosong.
Setelah Lisa dibawah masuk saat tadi, Seulgi hanya diam dengan jiwanya yang seakan hilang entah kemana.
"Eomma," Suzy tersenyum lemah dan memeluk anak sulungnya itu. Dari suaranya Suzy tau anaknya sedang menahan dirinya untuk tidak menangis.
"Dia--"
"Dia akan baik-baik saja. Dia adalah gadis yang kuat." Meskipun dia juga begitu takut. Suzy berusaha meyakinkan anaknya. Dari apa yang dilaluinya anak-anaknya begitu terikat dengan gadis itu.
Bahkan dengannya. Untuk waktu yang singkat saja gadis itu mampu membuat tempat tersendiri dihatinya.
.............
Pukul 23:11 KST
Manusia nyatanya hidup dengan takdirnya masing-masing. Setiap hari, takdir itu datang dengan caranya yang berbeda dari sebelumnya.
Saat takdir itu datang, tak ada yang bisa menolaknya. Meski, seseorang tersebut sudah berhati-hati dalam bertindak dan melangkah.
Dibalik ruangan yang bertuliskan ICU itu
terdapat seorang gadis yang terbaring didalamnya dengan suara napasnya yang terdengar berat.Operasinya telah selesai sejak dua setengah jam yang lalu sehingga sekarang dia berada disana.
Karena kondisinya yang belum stabil gadis itu ditempatkan di ruangan yang menakutkan itu untuk batas waktu yang tidak ditentukan hingga kondisinya membaik.
Dia bahkan belum bisa dikunjungi sampai besok pagi. Karena itu dua kakak beradik itu sejak tadi berdiri dibalik kaca itu dengan hanya bisa menatapnya.
"Unnie aku ingin masuk." Rosé berkata pada Jennie dengan suaranya yang parau. Dia sungguh ingin masuk melihat wajah Lisa dari dekat dan menggenggam tangannya.
Jennie menggeleng lemah.
"Aniya, Chaeng-ah. Kita perlu bersabar. Ini juga demi dia." Kata Jennie lembut. Matanya yang sayu menatap gadis berponi dengan perasaannya yang berkecamuk. Mengapa ini harus terjadi padanya?Mengapa ada orang yang begitu jahat melakukan hal sekejam ini padanya? Untuk orang yang sebaik dia. Jennie sungguh tak habis pikir.
.............
Dikoridor itu hanya tersisa Hyunbin, Yejin serta Jisoo. Suzy bersama kedua anaknya telah kembali kerumah mereka. Mereka Akan kembali besok.
Meskipun suasana begitu hening dan tenang namun apa yang ada dikepala mereka justru begitu ramai dengan pikiran yang tertuju pada gadis berponi.
Hyunbin memejamkan matanya duduk bersandar pada dinding itu sampai tiba-tiba ada panggilan masuk pada ponselnya. Dia lantas menerimanya.
"Bicaralah." Katanya dan orang itu lantas membuka suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Return Of Lisa ✓ [COMPLETE]
FanfictionLisa, anak bungsu dari pengusaha terkaya dikorea harus terpisahkan dari keluarganya saat masih bayi, karena diculik oleh beberapa orang misterius dalam perjalanan pulang dari rumah sakit menuju mansion bersama kedua orang tuanya. #Jisoo #Jennie #Ros...