7. Raga's Worried And Marriage Plan

29.9K 2.9K 165
                                    

HAPPY READING
BAB SUDAH DIREVISI

HAPPY READING
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

NB: Yang di mulmed itu Regi. Ganteng 'kan kek author?><

* * *

Raga memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah orangtuanya yang terlihat sudah sepi. Mungkin saja semua orang sudah tidur.

Raga melangkah menuju tangga namun ia mendengar sayup-sayup suara tertawa dan percakapan di ruang santai.

Ternyata kedua orangtuanya belum tidur karena masih asik pacaran.

“Pah, Mah.”

Kedua pasangan tersebut berbalik dan tersenyum.

“Eh, Raga. Udah pulang, toh.”

“Iya, Ma. Ryan udah tidur?” tanya Raga.

“Sudah, sayang,” jawab keduanya bersamaan.

Raga mengambil tempat di single sofa tepat di depan kedua orangtuanya yang bersebrangan dengan meja

“Pa, Ma. Raga mau ngomong serius,” ucap Raga menatap kedua orangtuanya.

“Mau ngomong apa? Kamu mau minta berhenti kerja lagi?” tanya Papanya.

“Bukan, Pa. Kali ini malah Raga mau minta makasih karena udah nempatin Raga di perusahaan Papa. Raga mau nikah, Pa, Ma,” tuturnya membuat kedua orangtuanya terkejut.

“Serius kamu?” tanya Mamanya antusias.

“Iya. Raga udah nemuin perempuan yang pantas buat Raga dan Mama yang baik untuk Ryan,” jawabnya dengan senyum yang membuat kedua orangtuanya tersenyum senang.

“Siapa perempuan itu?”

“Dia mahasiswa yang magang di kantor. Dia baik, lembut, supel, pinter, dan juga Ryan suka sama dia.”

“Cepat kenalkan sama Papa dan Mama, ya,” timpal Papanya.

“Karena itu Raga datang buat ngomong sama Papa dan Mama. Besok kalian punya waktu untuk temani Raga ke rumahnya?”

“Besok? Tentu bisa. Sangat-sangat bisa,” jawab Papanya.

“Ya sudah, makasih Pa, Ma. Raga mau ke atas dulu, Raga capek, tapi seneng sih,” ucapnya sambil tertawa kecil.

“Ada-ada saja kamu,” ujar Papanya.

Raga cekikikan sendiri mengingat dirinya yang semakin terjatuh dalam pesona Riani. Dia melangkah menuju kamarnya yang sudah ada Ryan di dalam.

Ketika ia membuka pintu, anaknya sedang tertidur pulas dengan selimut kesayangannya yang selalu ia bawa ketika menginap di rumah Kakek dan Neneknya.

Raga melangkah ke kamar mandi dan mengganti pakaiannya dengan piyama yang berwarna sama dengan milik Ryan. Ia meringkuk di atas tempat tidur dan mencium pipi anaknya.

Ia membawa Raga dalam dekapannya dan tidur bersama anak semata wayangnya yang sudah membawa keceriaan selama empat tahun terakhir dengan tingkah anaknya yang lucu dan ceria. Raga bahkan menyesal karena sempat berpikir untuk membunuh Ryan yang sama sekali tidak bersalah.

* * *

Di ruang makan, Riani serta kedua orangtuanya sedang sarapan sedangkan Regi adiknya sedang menginap di rumah temannya.

“Yah, Bund,” panggil Riani.

“Ada apa, sayang?” tanya kedua orangtuanya.

“Kalian masih ingat laki-laki semalam?”

Hallo, Mas Duda!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang