UDAH SIAP BELUM BACA PART INI?
* * *
“Mas!!!” geram Riani saat melihat baju milik suaminya tergeletak begitu saja di atas ranjang.Raga yang mendengar suara teriakan, buru-buru keluar dari kamar mandi karena takut terjadi apa-apa dengan istrinya.
“Kenapa? Ada apa, Ni?” tanya Raga.
Riani berbalik dan hendak marah tapi begitu melihat keadaan suaminya, ia malah tertawa terbahak-bahak membuat Raga terheran.
“Ada apa, sih?” tanya Raga heran.
“Ngapain keluar ke sini cuma handukkan? Mana badannya masih banyak busa,” ujar Riani sambil tertawa.
“Ya tadi kan kamu manggil, jadi ada apa? Aku udah ke sini eh, malah diketawain.”
“Nah, iya, aku inget. Itu!” Riani menunjuk baju milik Raga yang membuat emosinya sempat memuncak. “Kenapa itu bisa ada di situ, hah?”
Raga menelan ludahnya kasar. Bisa-bisanya tadi ia juga hampir ikut tertawa karena tawa istrinya, sekarang malah mendapat amukan.
“Eng, i—itu tadi aku lupa simpen karena buru-buru mandi,” jawab Raga.
Riani menghela napasnya jengah. “Udah-udah, lantainya udah basah tuh. Habis mandi dipel nanti kepeleset.”
“I—iya, ini mau mandi lagi,” ucap Raga kemudian masuk kembali ke kamar.
“Ibu hamil kek gini, ya?” gumam Raga sambil melanjutkan mandinya.
Setelah mandi dan mengeringkan lantai kamar yang penuh dengan sabun, Raga menyusul istrinya yang entah sudah pergi ke mana.
Setelah puas mencari istrinya kemana-mana, akhirnya ia menemukan Riani sedang bermain bersama Ryan di kamar anaknya itu yang tak ikut pindah ke bawah.
“Main apa, nih?” tanya Raga sambil mendudukkan tubuhnya di atas karpet.
“Mainin mainan, dong,” jawab Ryan.
“Ck, itu mah Papa tau kali,” balas Raga.
Riani sebenarnya tidak bermain tapi hanya menemani Ryan sambil sesekali bercerita karena saat ini ia sudah tak bisa duduk bersila seperti dulu lagi karena terhalang perutnya yang sudah besar padahal kandungannya baru menginjak usia tiga bulan jadinya ia hanya duduk di atas ranjang.
“Mas,” panggil Riani.
Raga mendongak. “Kenapa?”
“Kamu inget sate yang hari itu, gak?” tanya Riani membuat Raga mengerti ke mana arah pembicaraan istrinya.
“Inget, kamu mau?”
Riani mengangguk. “Banget, Mas.”
“Belinya sekarang?” tanya Raga.
“Tunggu lahiran, Mas,” jawab Riani ngawur membuat Raga menahan tawanya.
“Oh, iya Mas satenya sat—”
“Satenya sate ayam, tapi bumbunya make bumbu sate kambing terus bakarnya jangan bareng daging kambing nanti bau prengus,” ucap Raga memotong ucapan Riani membuat istrinya itu tertawa karena Raga masih mengingat kemauannya.
“Aduh, pinter banget suamiku masih inget ternyata. Hati-hati ya di jalan.”
“Oke oke, aku pergi sekarang,” ucap Raga kemudian berdiri.
“Ryan ikut ya, Pa?”
“Boleh,” ucap Raga membuat Ryan buru-buru membereskan mainannya dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mas Duda!
ChickLit[FOLLOW AKUNKU SEBELUM BACA!] Raga menatap gadis di depannya ini dengan sorot mata yang agak berbeda. "Duda duda begini tapi saya masih perjaka," ucapnya pada Riani, gadis yang sedari tadi berdiri di depan meja kerjanya. "Udah punya anak tapi dibila...