Ok, cepet, 'kan?
Pokoknya harus vote. Aku maksa, bener-bener maksa😾🤣
Happy Reading❤️❤️* * *
“Mas,” panggil Riani.
Raga menyembulkan kepalanya dari dalam pintu kamar mandi. “Hm?”
“Engh, gak. Gak jadi,” elaknya.
Raga mengernyit kemudian memutuskan untuk keluar dari balik pintu dan mengambil tempat di sebelah istrinya.
“Kenapa, hm?” tanya Raga lembut.
“Gak, gak ada apa-apa,” elak Riani.
“Kalau gak, berarti ada apa-apa,” bantahnya.
“Serius, Mas. Gak ada apa-apa,” ucap Riani tetap mengelak.
“Kita itu harus terbuka satu sama lain, beban yang kamu rasain harus aku rasain juga,” ucap Raga.
“Sekarang ayo cerita!” titahnya
Tanpa aba-aba Riani langsung memeluk Raga dengan begitu erat. Raga yang mengerti membalas pelukannya tak kalah erat.
“Mas ... maafin aku. Aku tau kamu kecewa.”
“Hei, kata siapa aku kecewa? Emangnya aku pernah bilang kalau aku kecewa sama kamu karena belum bisa kasih aku anak?”
“Buktinya tadi, kamu gak ngomong sama aku sejak aku bilang kalau tadi itu cuma karena alergi bukan karena hamil.”
Raga terkekeh. “Kok gitu sih mikirnya? Aku gak ngomong karena gak ada topik aja, lagian 'kan biarpun aku gak ngomong tapi bukan berarti aku kecewa, 'kan?”
“Tapi biasanya kamu selalu nyari topik atau apalah, bahkan becanda.”
“Aku 'kan emang lagi gak punya topik, hehe.”
“Udah ah ayok tidur,” lanjutnya.
* * *
Dua hari setelah mereka kembali dari Jogja, Ryan benar-benar menagih janji dari Papanya yang akan mengajarkannya bermain futsal. Saat ini Raga dan Ryan sedang di pusat perbelanjaan di Ibukota untuk membeli perlengkapan untuk bermain futsal.
“Sepatunya udah, Pa. Apa lagi yang belum, ya?” Ryan bertanya.
*Punya Ryan*
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mas Duda!
ChickLit[FOLLOW AKUNKU SEBELUM BACA!] Raga menatap gadis di depannya ini dengan sorot mata yang agak berbeda. "Duda duda begini tapi saya masih perjaka," ucapnya pada Riani, gadis yang sedari tadi berdiri di depan meja kerjanya. "Udah punya anak tapi dibila...