28. A-apa, Dok!?

10.1K 1K 878
                                    

Huh, akhirnya bisa balik lagi, hehe.
Gimana part kemarin?
Makasih buat vote dan komen kemarin, luv luv❤️❤️

* * *

Hari ini jadwal kedua Riani dan Raga untuk memeriksakan kehamilan setelah pemeriksaan pertama yang menyatakan bahwa kehamilan Riani sudah berusia satu bulan satu minggu.

Awalnya Raga bingung karena sebulan sebelumnya Riani sudah pernah mengetes kehamilan dan hasilnya negatif tapi ternyata usia kehamilan istrinya dihitung sejak tanggal terakhir menstruasi.

"Mas, jalan yuk, udah selesai, nih." Riani sudah berdiri di depan Raga yang bersantai di sofa.

Raga berdiri dan hendak menggenggam tangan istrinya tapi ia dikejutkan dengan darah yang keluar dari hidung Riani dan hal itu juga disadari oleh Riani.

"Kamu mimisan, Riani!" pekiknya.

Riani buru-buru mengambil tisu dan mengelap darah yang terus mengalir dari hidungnya.

"Kok bisa gini, sih?" tanya Raga khawatir.

"Aku juga gak tau, Mas. Hidung aku kok bisa mimisan lagi," jawab Riani. "Pantes tadi sempet pusing."

"Lagi? Berarti udah pernah?" tanya Raga.

Riani mengangguk. "Iya, Mas. Ini udah ketiga kali sejak aku hamil."

"Kok baru kasih tau sekarang?" desaknya.

"A-aku pikir ini gak bakal kenapa-napa," cicitnya.

"Udah-udah, sini aku beresin tisunya. Nanti sampe sana kita konsultasi ke dokter Hary, ya.”

“Iya, Mas.”

Setelah semuanya beres, mereka berangkat tapi sebelumnya mereka menitipkan Ryan di rumah orang tua Raga.

Proses pemeriksaan kehamilan hari ini masih seperti pemeriksaan biasa pada umumnya untuk ibu hamil seperti mengukur tekanan darah, mengecek Hemoglobin, dan lain-lain.

“Dok, saya mau nanya, deh. Tadi istri saya sempet mimisan, katanya udah tiga kali sejak hamil, itu kenapa ya?” tanya Raga pada sang dokter.

“Mimisan? Mimisannya disertai pusing?”

Raga menatap Riani mengisyaratkannya untuk menjawab.

“Waktu dua kali mimisan yang pertama itu sambil pusing tapi kalau yang tadi itu pusing terus mimisan,” jawab Riani.

Dokter Hary nampak berpikir. “Ehm, untuk mual, gimana?”

“Nah, itu juga, Dok. Biasanya ibu-ibu hamil itu muntahnya jarang terus kalau gak ya pagi doang, tapi kalau istri saya mualnya sering banget,” sahut Raga.

“Sekarang masih merasa mual, Mbak?”

Riani mengangguk. “Dikit, Dok. Tapi kayaknya gak sampai muntah deh, ini.”

“Hm, saya rasa itu mengindikasikan gejala kehamilan bayi kembar, tapi kita belum bisa mengambil kesimpulan seperti itu tanpa pemeriksaan,” jelas Dokter itu.

“A-apa, Dok?”

“Kita belum bisa memastikan tanpa pemeriksaan yang lebih lanjut, Pak.”

“Jadi, harus gimana dok buat deteksinya? Melalui USG?” tanya Raga.

“Betul, Pak. Tapi, karena usia kehamilan Ibu Riani yang baru sembilan minggu, kita tidak bisa menggunakan metode USG yang biasa, jadi untuk mengetahuinya, kita bisa menggunakan metode USG Transvaginal,” jelas Dokter Hary lagi.

“Jadi, lewat jalan lahir istri saya, Dok?” tanya Raga mengingat dokter ini seorang laki-laki.

“Tentu.” Dokter Hary tentu langsung membaca raut wajah Raga usai menjawab.

Hallo, Mas Duda!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang