11. Hari Pertama Jadi Ibu I

32.4K 2.8K 138
                                    

HAPPY READING
JANGAN JADI SILENT READER YAK
BUDAYAKAN VOTE DAN KOMEN


NB: Pliss siapapun yang baca part ini dan datangnya dari tiktok, aku minta username orang yang posting cerita author dong. Aki mau minta makasih yang bejibun buat dia. Kalian the best bisa jebolin notifikasinya aku
Bisa-bisa jam 7 malam kemarin 1.600+ notifikasi!
Ini pencapaian paling luar biasa selama aku berada di dunia oranye.

* * *

Riani terbangun dari tidurnya yang begitu nyenyak. Mungkin saja nyenyak karena ditemani oleh sang suami.

Biasanya ia akan bangun lebih awal tapi karena terlalu capek dengan pernikahannya semalam membuat waktu tidurnya makin lama.

Pagi yang berbeda dengan suasana yang berbeda dapat ia rasakan kini setelah menikah dengan Raga. Jika biasanya ia tidur sendiri dan bangun dengan keadaan yang sama. Lain halnya dengan hari ini. Ia bangun bersama laki-laki yang sudah sah sebagai suaminya, bahkan masih terlelap dengan memeluk dirinya.

Riani merasakan desiran dalam tubuhnya mengingat hal semalam sebelum tidur. Mungkin saja dia sudah mencintai suaminya ini.

“Mas, bangun, Mas. Udah pagi, lho,” Riani membangunkan suaminya.

Eeunghh

Terdengar suara lenguhan panjang dari mulut Raga.

“Selamat pagi,” sapa Riani.

“Selamat pagi, istriku,” balas Raga.

“Orang-orang kalau bangun tidur dikasih morning kiss, lho,” sindirnya halus pada Riani.

Riani mengernyit. “Emang Mas udah pernah liat orang bikin begituan?”

“Belum, sih. Makanya itu kita harus coba biar kayak orang-orang,” jawabnya.

“Ayo dong sini,” ajaknya menarik tangan Riani untuk lebih dekat dengannya.

“Ih, Mas, jangan gini, ah. Malu,” tolaknya.

“Ayo, dong. Biar biasa gitu,” pinta Raga lagi.

Riani mendesah pelan kemudian mendekatkan dirinya dengan Raga.

Raga tersenyum dan mendekatkan wajahnya agar lebih dekat lagi dengan Riani. Kemudian satu ciuman dari Riani mendarat di pipi Raga.


“Yah, kok di pipi sih? Kan aku nunjuknya bibir,” ujarnya.

“Belum berani,” balas Riani sambil menunduk.

“Ya udah aku aja yang mulai,” ajak Raga.

“Eh, gak. Kalau Mas yang mulai gak bakal habis kayak semalam,” potongnya.

“Makanya, kamu yang mulai.”

“Ih, gak ah. Udah mau siang ini nanti siapa yang nyiapin sarapan?” Riani terus berusaha menolak.

“Kalau kamu nyiumnya cepet, kita bakal keluar cepet kok,” bujuk Raga.

Riani yang sudah malas berdebat lagi dengan cepat-cepat mengecup bibir suaminya dan langsung bangkit dari ranjang.

“Eh, kok langsung pergi? Malu ya? Cie malu,” teriak Raga pada Riani yang sudah masuk ke kamar mandi.

Hallo, Mas Duda!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang