39. Nightmare II

7.8K 751 127
                                    

HAPPY READING


* * *

“RIANI!!!”

Huh

Huh

Huh

Napasnya tersengal-sengal sesak di dada masih Raga rasakan. Mengapa mimpi buruknya itu benar-benar terasa seperti nyata? Apa Riani benar-benar pergi? Raga langsung menatap ke sebelahnya. Di sana Riani sudah dalam keadaan terbangun dari tidurnya tapi masih menatap lamat-lamat dirinya.

“Kamu kebangun? Maaf, ya.” Raga memeluk dan mencium kening Riani.

“Kamu kenapa, Mas? Mimpi buruk?” tanya Riani sambil mengelap keringat yang masih membasahi wajah suaminya.

Raga mengangguk. “Aku mimpiin ki—”

“Jangan ceritain mimpi buruk sebelum cuci muka, pamali. Kalau belum tenang tidur aja, lagi.”

Raga mengangguk kemudian menarik kembali selimut dan beralih memeluk Riani dengan erat begitu erat seakan takut apa yang ia mimpikan benar-benar terjadi.

“Sayang,” panggil Raga.

“Hm?” Riani yang memang masih mengantuk hanya menjawab seadanya.

“Gak bisa tidur,” rengeknya sambil menggesek-gesekkan pipinya dengan pipi Riani.

“Masih gak tenang, Mas?”

“Hm, masih trauma.”

“Ya udah, jangan paksain tidur. Mimpinya buruk banget?”

“Banget, aku nangisnya sampai kebawa nyata, nih nih,” jawab Raga sambil menunjuk matanya yang masih sedikit berkaca-kaca.

“Saking buruknya aku jadi gak mau kemana-mana, maunya cuma sama kamu.”

“Ihhh, kok jadi gemesin sih suamiku?” ujar Riani gemas sambil mencubit pipi suaminya.

“Aw, sakit tau.”

“Hihi, maaf, Mas.”

“Uhm, Riani.”

“Kenapa, hm? Mau tidur?”

“Kamu janji buat tetep sama aku selamanya? Apapun terjadi?”

Riani mengernyitkan dahinya. “Maksudnya, Mas? Kok tiba-tiba nanya gitu? Kita harus sama-sama, dong.”

“Sekalipun aku buat kesalahan?”

Riani kembali mengernyit. “Ya, ya tergantung sih. Tergantung besar kecilnya kesalahan kamu, Mas.”

Raga mengeratkan pelukannya. “Aku minta maaf.”

“Minta maaf untuk apa, Mas? Jangan buat aku bingung.”

“Buat semuanya. Aku gak mau kehilangan kamu.”

“Aku gak ngerti, Mas. Tapi kalau memang seandainya saat ini kamu benar-benar sedang dalam masalah yang gak kamu kasih tau ke aku, aku bakal marah besar sama kamu.”

Hallo, Mas Duda!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang