JUDULNYA UDAH CUKUP BIKIN DEG DEG SERR, GAK?
HAPPY READING❤️
* * *
Pagi-pagi sekali Regi sudah tiba dengan motor sportnya di kediaman Raga dan Riani karena ia juga diminta oleh Raga untuk mengantarnya ke Bandara.
“Aku pergi dulu, sayang. Kamu baik-baik ya di sini. Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku. Jangan kerja yang berat-berat, ya,” pamit Raga.
Riani mengangguk. “Iya, Mas.”
Raga berjongkok dan menyejajarkan kepalanya dengan perut sang istri.
“Halo, anak-anak Papa. Kalian baik-baik ya di perut Mama. Jangan nakal, jangan bikin Mama sakit, ya. Papa janji bakal pulang cepet, kok. Dua hari aja kalau urusannya cepet selesai,” ucapnya kemudian mencium perut istrinya lama.
Setelah itu ia berdiri dan mencium kening istrinya lama.
“Regi, Ryan kalian balik sana dulu!” pinta Raga membuat Regi mengernyit.
“Buat apa, Bang?” tanya Regi.
“Udah, balik sana aja dulu,” ujar Raga.
Regi tertawa. “Oh, ngerti nih. Iya-iya ini mau balik, kok.”
“Ayo Ryan kita balik sana dulu, Papa mau pamit sama Mama,” ucap Regi sambil memutar badan keponakannya itu.
Raga tanpa membuang-buang waktu langsung melahap bibir istrinya dengan penuh kasih sayang.
Akhirnya setelah beberapa saat, Raga melepas tautannya kemudian tersenyum. “Makasih, Sayang. Aku pergi dulu.”
Raga beranjak dari sana kemudian beralih pada Ryan. “Ryan, Papa jalan dulu, ya. Kamu harus bisa jagain Mama kamu. Kamu jangan nakal-nakal, kalau perlu, bantuin Om Regi kerja di rumah bantu Mama. Nanti Papa beliin mainan baru kalau Ryan nurut sama Mama sama Om Regi.”
Ryan mengangguk. “Siap, Pa.”
Raga mencium kedua pipi serta kening anaknya itu. “Dadah, anak Papa.”
“Dadah, Papa. Hati-hati, ya.”
Raga berdiri kemudian tersenyum ke arah istrinya. “Dadah, sayang.”
Riani mengangguk sambil tersenyum sekaligus berusaha menahan air matanya yang sudah tergenang di pelupuk matanya.
“Iya, Mas. Hati-hati. Kalau udah sampai kabarin, ya.”
“Pasti.”
Raga kemudian masuk ke kursi kemudi dan disusul Regi yang duduk di sebelahnya.
Setelah itu mobil yang ditumpanginya melaju keluar rumah meninggalkan Riani dan Ryan.
“Ryan, masuk yuk,” ajak Riani.
Ryan mengangguk kemudian menggandeng tangan Riani dan berjalan masuk ke dalam rumah.
Bebrapa waktu kemudian setelah mengantarkan kakak iparnya, Regi langsung kembali ke rumah dan berlari ke arah kamar dengan buru-buru.
“Kenapa lari-lari, Gi?” tanya Riani.
“Regi mau ke sekolah, Kak,” jawab Regi.
“Kamu sekolah? Kemarin katanya libur. Udah jam segini terus kamu mau ke sekolah?” tanya kakaknya itu sembari melihat jam di ponselnya.
“Iya, Kak.”
“Tau gitu biar suruh temen Mas Raga aja yang nganter dia ke Bandara. Lagian jam segini kok kamu santai aja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mas Duda!
ChickLit[FOLLOW AKUNKU SEBELUM BACA!] Raga menatap gadis di depannya ini dengan sorot mata yang agak berbeda. "Duda duda begini tapi saya masih perjaka," ucapnya pada Riani, gadis yang sedari tadi berdiri di depan meja kerjanya. "Udah punya anak tapi dibila...