8. Gandhi

25.6K 2.5K 66
                                    

BAB SUDAH DIREVISI

HAPPY READING
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

NB: Yang di mulmed itu Gandhi.

***

Hari-hari berikutnya seperti biasa, yakni Riani yang masih magang dan Raga yang juga bekerja.

Tapi, setelah malam dimana mereka membicarakan soal pernikahan dari keduanya, Riani tak lagi sendiri bila ingin ke kantor karena Raga selalu mengantar dan menjemput Riani pulang. Awalnya Riani menolak untuk tak diantar jemput oleh Raga karena ia tau pasti pria itu akan kelelahan tapi Raga bersikukuh karena ia mau berduaan dengan Riani di setiap saat.

Persiapan pernikahan mereka sudah berjalan beberapa hari ini termasuk memesan baju pengantin yang Raga dan Riani lakukan satu hari lalu dan disaat itulah pertama kali Raga menginap di kediaman Riani karena mereka pulang terlalu malam ketika mereka melanjutkan untuk membeli cincin pernikahan selepas mencari pakaian pernikahan.

Saat ini Riani sedang berada di kampusnya bertemu dosen untuk sekedar memberitahu satu atau dua hal mengenai magangnya karena kebetulan kantornya libur di hari sabtu.

Masa magang Riani tersisa satu minggu lagi itu artinya acara pernikahannya dengan Raga akan dihelat satu minggu ke depan.

Riani bersantai di salah satu gazebo yang ada di kampusnya dengan meminum satu cup minuman boba sambil memainkan ponselnya.

“Hai,” sapa seseorang yang datang dari belakangnya.

Riani berbalik dan ternyata yang datang adalah Gandhi. “Hai, Dhi.”

“Boleh duduk?”

“Boleh lah,” ucap Riani sambil terkekeh.

“Ngapain ke sini? Emang udah selesai magangnya?” tanya Gandhi.

“Cuma mau ngomong sama dosen aja soalnya kantor tempat gue magang libur kalau hari sabtu,” jawabnya.

“Oh gitu, ya.”

“Kalau Lo?” tanya Riani

“Tempat magang gue juga libur tapi gue dateng ke sini cuma mau jalan-jalan doang, bosen di rumah” jawabnya.

“Orang kebanyakan itu weekend kalau bosen di rumah ya jalan-jalan, hangout. Lah Lo malah ke kampus. Rajin banget,” ucap Riani sambil tertawa.

“Males ah, gak ada pasangan. Kemana-mana sendiri melulu,” balasnya sambil ikut tertawa.

Gandhi akui gadis di depannya ini sangat cantik. Ia tak menampik kalau ia memang mengagumi Riani. Setiap kali gadis itu tertawa, hal itu malah membuat Gandhi ingin terus menatapnya.

“Ya cari pacar lah, ganteng-ganteng kok sendiri mulu,” ejeknya.

“Kalau sama Lo, mau?” Riani kontan berhenti tertawa dan sedikit berdehem. Ia tak menyangka kalimat itu akan keluar dari mulut Gandhi.

“Maksud Lo gimana ya, Dhi?” tanya Riani.

“Gue suka sama Lo, Ni. Dari awal kita kenal saat ospek sampai kita udah semester tujuh sekarang. Bahkan disaat temen-temen nge-ship kita, gue seneng tapi Lo selalu ngebantah itu, Ni. Lo selalu bilang kalau kita cuma temen. Dan gue selalu kecewa setiap kali Lo bilang gitu,” tuturnya.

Hallo, Mas Duda!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang