42. Solve The Mistery!

7.6K 672 42
                                    

Mau kasih pantun tapi gak jago, ya udah skip!

Kalau kalian mau kasih pantun juga silahkan 🤣

Selamat membaca❤️

***

"Maksud Ayah apa, ya?" heran Raga seraya menggaruk kepalanya. "Gak mungkin kan kalo Ayah beneran liat aku jalan sama perempuan lain di bawah," lanjutnya masih berusaha berpikir keras.

"Mungkin Ayah salah liat, udah tenang aja nanti kita tanyain langsung sama Ayah," ucap Riani menenangkan.

Raga mengangguk kemudian menghempaskan tubuhnya di atas sofa. Al yang melihatnya terkekeh pelan. "Baru gini aja hampir stress," ledeknya membuat Raga menggeram kesal.

"Belum rasa, Lo!" hardiknya.

"Ya gue juga bakal rasain lah, orang udah berumahtangga juga. Tapi beda dong cara nanggepinnya. Gue sih bakal tenang-tenang aja selagi gak salah," ucap Al menanggapi sedangkan Raga hanya berdehem.

Lama-lama dalam kediaman, pintu kemudian terbuka. Ternyata yang baru masuk adalah Ryan dan Suster Narsih. Tapi dimana Ayah?

"Papa!" Anak itu berlari menuju Raga kemudian beralih ke pangkuannya.

"Anak Papa. Udah mandi?" Raga mencium puas wajah Ryan membuat anak itu tertawa karena merasa kegelian.

"Udah, dong. Nih cium, rambut Ryan udah wangi," balas anak itu.

Raga menurutinya dengan mencium-cium rambut Ryan tapi tangannya malah menggelitik leher Ryan membuat anak itu tak kuasa menahan geli dengan tawa.

"Ih, geli, Pa."

"Udah wangi ternyata."

"Kakek kemana? Kok gak bareng ke sini?"

"Gak tau."

"Suster," panggil Raga.

"Iya, Pak?" sahut Suster Narsih dari tempat duduknya.

"Ayah kemana?"

Suster Narsih tampak gagu. "Emh ... anu, Pak. Katanya Ayah mau ikutin orang yang tadi."

Raga menghela napasnya. Al menepuk pundaknya pelan kemudian berucap. "Tenang aja, Ayahnya Riani pasti balik. Kalo Ayah lagi ngikutin orang itu, artinya Lo gak salah, kan?"

"Bukan itu ketakutan gue. Tapi gue takut mertua gue kenapa-napa," balas Raga.

"Telepon Ayah aja, Mas. Nanti baru bahas," saut Riani.

Raga mengangguk kemudian merogoh ponselnya dan menelepon mertuanya. Setelah dua kali percobaan, barulah panggilan pun akhirnya tersambung. "Halo, Yah? Ayah di mana?"

"Ayah udah kembali ke Rumah Sakit bareng Papa sama Mama kamu."

Dahinya mengerut heran. "Kok bisa bareng Papa sama Mama?"

"Iya, ternyata mereka juga memang mau nyusul orang tadi."

"Kita bahas soal ini di sana, kita udah mau sampai, Ayah tutup."

Tut Tut Tut

"Gimana, Mas?" tanya Riani.

"Mereka udah balik, ternyata Papa sama Mama juga lagi ikutin laki-laki yang Ayah maksud," jawab Raga. "Emang kenapa sih harus diikutin segala? Ck," lanjutnya dengan berdecak sebal.

"Mungkin aja mereka penasaran, Kak," sahut Chika.

* * *

Kini semua orang telah berkumpul di ruang rawat itu. Ayah, Papa, juga Mama sudah hadir di sana.

Hallo, Mas Duda!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang