29. Tanda Tanya

7.6K 829 32
                                        

Ok, aku double update sesuai janjiku
Tapi, part 30 nya nunggu malem, ya karena ada kejutan yang aku yakini bakal bikin kalian 'mengkaget' 'mleyot' 'mengsedih' 'mengnangis'

* * *

Sejak mengetahui tentang kondisi kehamilan Riani yang tengah mengandung anak kembar sekaligus, Raga benar-benar menjadi seorang suami yang protektif bahkan dari hal yang kecil sekalipun. Bahkan ia pernah meminta tetangganya untuk membantu ia memasak karena Riani yang tak sanggup mencium aroma masakan.

Dan kali ini, ia sedang memilah dua kamar khusus tamu yang berada di lantai satu untuk menggantikan kamar mereka yang berada di atas karena usia kehamilan Riani saat ini menunjukkan perubahan signifikan pada perutnya yang membesar beberapa kali lipat karena mengandung dua anak sekaligus jadi ia tak mau istrinya itu kelelahan jika harus naik turun tangga.

“Kamu yakin kita tinggal di sini? Gak mau masang lift aja?” tanya Raga dengan pertanyaan yang sudah ia ucap yang ke sekian kalinya.

Riani menghela napasnya. “Mas ... 'kan aku udah bilang, lebih baik tinggal di sini daripada harus masang lift, nanti buang-buang uang, aku juga udah bilang, kalau kamu males pindahan ke bawah sini, lebih baik di atas aja, toh aku juga gak bakal capek buat naik turun tangga,” jawab Riani disertai ceramahnya.

“Hm, iya deh iya,” sahutnya tak semangat.

“Udah yok kita beres-beres biar cepet selesai,” ucap Riani hendak menata beberapa barang di kamar yang menjadi pilihan final mereka karena kamar tersebut cukup luas dan terdapat kamar mandi di dalamnya.

“Eh, mau ngapain, kamu? Gak ada ya kamu ikut-ikutan beres-beres, nanti kamu kecapean, terus anak kita kenapa-napa,” cegahnya.

“Mas, kali ini aja, ya? Kalau boleh aku yang ringan-ringan aja kayak bersihin debu atau apa kek, bosen tau kalau gak ngapa-ngapain,” ucap Riani memohon.

“Ya? Ya?”

“Iya deh, boleh. Tapi inget, kalau kecapean langsung berhenti beres-beresnya,” ucap Raga mengijinkan.

“Sip.”

“Nih, pake dulu maskernya biar gak bersin kalau bersihin debu.” Raga mengulurkan satu masker bedah kepada Riani sedangkan ia, sudah lebih dulu memakainya.

“Makasih, Mas,” ucap Riani sambil memakainya.

“Emang ya kalau istri aku kalau make apa aja cantik, masker nutupin muka kamu aja tetep cantik. Kalau gak make masker aja udah aku cium ampe merah.”

“Apaan sih, Mas?” Riani merasa tersipu malu.

Pekerjaan mereka dimulai dengan membersihkan debu yang dikerjakan oleh Riani, sedangkan Raga membersihkan kamar mandi yang jarang dipakai.

Di tengah aktivitasnya membersihkan buffet di samping ranjang, Riani menemukan tiga lembar foto polaroid dengan foto berbeda tapi dengan orang yang sama. Di dalam foto lama itu nampak suaminya bersama seorang wanita.

“Mas!” panggil Riani.

Raga hanya mengeluarkan kepalanya di celah pintu. “Kenapa, hm?”

“Ini punya siapa?” tanya Riani sambil menunjukkan foto-foto tersebut.

“Oh, itu punya mantan istri aku, pasti dia ninggalin di sini, kalau kamu mau buang ya buang aja,” jawab Raga meskipun ia tak melihat jelas foto-foto tersebut tapi ia yakin itu milik sang mantan karena hanya wanita itu yang pernah tinggal di kamar itu.

Hallo, Mas Duda!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang