BAB SUDAH DIREVISI
HAPPY READING
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN* * *
“Mau nambah lagi?” tawar Riani usai menyuapkan suapan bubur ayam terakhir untuk Ryan.
Anak itu menggeleng. Bagiamana mau tambah lagi, ia sudah makan dua porsi bubur ayam. Entah karena lapar atau jarang makan bubur ayam.
“Untung ada tukang bubur ayam yang lewat, kalau gak, kita makan bubur biasa doang karena gak ada lauk,” ucap Raga sambil tertawa
“Iya ya. Nanti aku belanja kebutuhan dulu, agak sorean sih,” ucap Riani.
“Aku temenin kalau udah pulang kantor,” tawar Raga.
“Gak usah, Mas. Aku mau ke kampus dulu, selesai itu Chika juga ngajak buat jalan-jalan soalnya dia baru selesai magang jadi pengen refresh,” jawab Riani.
“Oh gitu.”
“Habis jalan-jalan dikit baru singgah buat belanja, boleh 'kan, Mas?” ucapnya meminta izin.
“Boleh, asal jangan larut pulangnya,” Raga memberi izin.
“Iya. Ryan gak papa ikut sama Papa dulu? Atau mau ikut sama Mama ke kampus,” ajaknya.
“Ryan ikut Papa aja, takut kalau ketemu om-om dosen. Apalagi Om Al,” jawabnya.
“Kok gitu?” heran Riani.
“Iya. Kata Papa, om dosen itu jahat, suka marah-marah kayak om Al,” Ryan menunjukkan ekspresi takut.
Riani menatap Raga sebentar dan yang ditatap hanya tersenyum seolah tak merasa bersalah.
“Ryan, om dosen itu gak suka marah-marah, kok. Mereka itu baik tapi kalau mereka marah itu artinya ada yang salah. Gak mungkin om Al marah Ryan kalau Ryan gak salah,” ucapnya memberi pengertian yang benar.
“Oh, gitu ya, Ma. Tapi Ryan tetep ikut Papa aja, ya. Di sana Ryan bisa main,” ucap Ryan.
“Iya, gapapa. Tapi Ryan harus janji sama Mama, Ryan harus baik-baik di sana, jangan ngerepotin Papa,” pesannya pada Ryan.
“Janji, Mama,” ucap Ryan semangat.
“Pinter,” puji Riani.
“Nanti makan siangnya aku anterin aja atau mau makan di kantin?” tanya Riani.
“Di kantin kantor aja. Kasian kalau kamu harus bolak-balik buat masak. Kamu juga belanjanya sore 'kan? Gak papa kalau kita makan di kantin kantor aja,” jawab Raga.
“Iya, deh. Tapi pilih makanan yang sehat-sehat jangan yang instan apalagi buat Ryan,” pesannya.
“Siap, Mama!” balas Raga mengikuti nada bicara Ryan sebelumnya
Ryan tertawa melihat tingkah Papanya. “Papa lucu, deh. Ngikutin gayanya Ryan.”
“Gak ada yang ikutin kamu, ya!” elaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mas Duda!
ChickLit[FOLLOW AKUNKU SEBELUM BACA!] Raga menatap gadis di depannya ini dengan sorot mata yang agak berbeda. "Duda duda begini tapi saya masih perjaka," ucapnya pada Riani, gadis yang sedari tadi berdiri di depan meja kerjanya. "Udah punya anak tapi dibila...