Kali ini aku cepet kan updatenya?
Seneng gak? Seneng gak?
Kalau seneng jangan lupa vote hehe!Happy reading❤️
* * *
Pagi ini entah kenapa Riani benar-benar merasakan mual yang luar biasa bahkan ia sudah bolak balik kamar dan toilet untuk muntah. Hal itu membuat Raga benar-benar merasa begitu khawatir akan kondisi sang istri.
"Huh, lemes banget, mana leherku juga gatel," ucap Riani lirih sambil menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik Raga.
Raga mengelus lembut rambut Riani sambil sesekali menciumnya. "Masih mau muntah, hm?"
Riani menggeleng. "Tapi masih mual."
"Kalau mau muntah bilang aja biar aku bantu ke kamar mandi," ucap Raga.
"Hm hm," jawab Riani dengan nada lemas nan manja.
"Manja banget istriku sekarang," celetuk Raga sambil terkekeh.
"Ikh, gak tau apa orang lagi sakit!?" kesal Riani.
Raga tertawa. "Iya-iya. Udah yuk ke tempat tidur aja kalau masih lemes."
Riani mengangguk dan mengikuti langkah kaki suaminya yang menuntunnya kembali berbaring ke ranjang.
"Udah jam tujuh tapi, Mas. Masa kita tidur lagi?" ucap Riani.
"Gak papa, 'kan kamu lagi sakit. Udah, ayo tidur nanti mual terus," pungkasnya sambil membawa Riani ke dalam pelukannya.
Riani mengangguk pasrah dan mulai terbuai oleh nikmatnya elusan tangan Raga di punggungnya membuat ia terlelap.
Belum sampai setengah jam menikmati tidur, Riani harus dengan buru-buru menuju kamar mandi untuk muntah.
Huwekkk
Huwekkk
Belum sempat menghampiri istrinya, tiba-tiba ia tersadar akan satu hal. Senyumnya perlahan tersungging. Dengan langkah cepat ia menyusul Riani yang masih setia berada di dalam kamar mandi.
Riani masih merasa mual oleh karena itu ia tetap bertahan di depan wastafel sambil berharap mualnya segera reda.
Perlahan ia merasakan pelukan hangat dari sang suami yang begitu menenangkan.
"Sayang, apa kamu ... hamil, ya?" ungkap Raga dengan ragu-ragu.
Riani sedikit terdiam sejenak memikirkan apa yang baru saja keluar dari mulut suaminya. Jika benar ia hamil, apa ia sudah benar-benar siap? Hanya itulah yang tiba-tiba berputar di kepalanya.
"Emh ... gak tau juga, Mas. Apa perlu kita cek, aja?" balas Riani menawar.
"Iya, sebaiknya kita cek aja," jawab Raga.
"Kita sarapan dulu di bawah," ajak Raga.
"Hm, iya, Mas," jawab Riani.
Mereka sarapan bersama di meja makan yang sudah penuh dengan makanan.
"Maaf ya, Mbok, Riani kesiangan jadi gak sempet bantu Mbok sama Mbak Sasa buat masak sarapan," ujar Riani tak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo, Mas Duda!
ChickLit[FOLLOW AKUNKU SEBELUM BACA!] Raga menatap gadis di depannya ini dengan sorot mata yang agak berbeda. "Duda duda begini tapi saya masih perjaka," ucapnya pada Riani, gadis yang sedari tadi berdiri di depan meja kerjanya. "Udah punya anak tapi dibila...