41. Celebration Part*

5.9K 674 67
                                    

*Ini celebration part tapi tetap masuk dalam alur, ya!

Selamat membaca! Semoga suka😻

* * *

"Makan dulu, yuk," ajak Raga sambil membawa nampan berisi bubur beserta lauknya.

Riani mengangguk kemudian dengan bantuan Raga badannya disandarkan pada tempat tidur.

"Makannya yang banyak biar tubuh kamu fit, anak-anak juga sehat," ucap Raga sambil mengaduk-aduk bubur agar tercampur rata.

"Hm, tapi itu ayamnya dipisahin, jangan dicampur sama buburnya," sahut Riani.

Raga menurutinya dan melakukan apa yang diminta sang istri.

"Berdoa dulu, gih," suruh Raga.

Riani mengangguk kemudian mulai menutup matanya dan berdoa.

"Amin."

"Kata dokter, tekanan darah kamu udah mulai turun, gak kayak kemarin sampai seratus tujuh puluh per seratus, tapi tadi diastole nya masih sama tadi," ungkap Raga sambil menyuapkan sesendok bubur.

"Masih suka keram perutnya?" tanya Raga.

"Hari ini gak terlalu keram-keram banget cuma liat tuh kaki aku mulai bengkak," jawab Riani. "Tapi gak papa kan ya? Ibu hamil kan emang gitu."

"Iya, itu mah udah biasa. Nanti sewaktu-waktu bakalan kempes juga," sahut Raga.

"Nanti Mas beliin minyak gosok buat digosok ke kaki kamu," imbuh Raga.

"Ryan masih di rumah?" tanya Riani.

"Iya, nanti dateng sama suster Narsih," jawab Raga.

"Madep sini dulu biar mas lap dulu itu bibirnya."

"Oh, iya semalem Al sama Chika dateng loh," ujar Raga usai mengelap bibir Riani dengan tisu dan membuangnya d tempat sampah.

"Oh, ya? Kok gak kasih tau aku?"

"Kan kamu belum sadar, Sayang," ucap Raga sambil tertawa.

Riani menutup mulutnya kaget. Bagaimana ia bisa lupa kalau ia baru saja siuman subuh tadi. Bisa-bisanya dia pikun di usia dini.

"Eh, astaga. Iya juga, ya. Kok lupa ya aku?" ujar Riani meringis malu.

"Kebanyakan mikirin aku tuh," seloroh Raga sambil tertawa terpingkal-pingkal.

"Gombal kamu, Mas," ujar Riani sebelum Raga menyuapi satu sendok penuh bubur.

"Terus mereka ngapain aja?" tanya Riani dengan mulut masih mengunyah.

"Ditelan dulu, Sayang buburnya."

"Mereka itu aneh, loh. Sebenarnya mereka itu gak tau kalau kamu down sampai dirawat lagi," ujar Raga.

"Maksudnya, Mas?" heran Riani.

"Mereka awalnya mau periksa kandungannya Chika, udah tau obgyn tutupnya jam tiga sore, mereka dateng jam tujuh. Kata si Al, Chika ngidam ke mall sampai kelupaan. Pas ke sini malah ketemu Ayah sama Ryan di depan, ya udah mereka dateng deh ke sini," jelasnya.

"Bisa-bisanya," timpal Riani.

"Taulah mereka itu gimana. Eh, tapi kata mereka hari ini bakal dateng habis check-up mungkin sorean dikit."

Tiba-tiba Riani meremas kuat pergelangan tangan Raga dan memasang wajah yang masam dan seperti tengah menahan sesuatu. "Eh, kenapa?"

Buru-buru Raga menyimpan mangkuk bubur dan membantu Riani untuk duduk dengan tegap.

Hallo, Mas Duda!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang