ᴛᴡᴇɴᴛʏ ғɪᴠᴇ

423 89 13
                                    

ɴᴏ 5
■~■~■~■~■







Seorang pemuda berjalan menuju lantai terbawah dari markas Exitium. Bukan lantai satu yang dituju, melainkan sebuah tempat di bawah tanah, basement.

Dengan satu hal yang menjadi fokusnya, ruangan Eunwoo, tempat lelaki itu melakukan berbagai riset dan urusan pribadi lainnya.

Derap langkahnya terdengar perlahan menuruni anak tangga. Sesekali kepalanya berputar demi melihat keadaan sekitar, hingga netranya melihat pemandangan yang jarang dijumpainya.

Jarang sekali ada orang yang mengunjungi tempat gelap nan sunyi seperti ini. Dirinya juga hanya pernah mengunjungi tempat ini satu kali, itu pun bersama dengan Eunwoo; satu-satunya orang yang mau mengklaim ruangan ini.

Hanya Eunwoo yang mau merubah ruangan yang sempat kosong itu, menjadi ruangan pribadinya.








Dibawa tubuhnya menyusuri ruangan sayup sebab bohlam yang menua. Bilik-bilik kecil ikut memenuhi tempat ini. Namun, fokusnya tak terpecah. Ia bergerak menuju bilik terbesar di ujung ruangan; yang pastinya tempat milik Eunwoo.

Ditemani senyap dan gemerlap oranye para lampu, langkah kakinya berhenti tepat ketika maniknya memindai sesosok yang tak asing.

"Shane?!" ujarnya tak percaya. Bahkan mulutnya sudah terbuka sempurna.

"E-eh... kak Jungkook," lelaki bernama Shane itu tergagap, kelabakan saat melihat sosok yang lebih tua.









Layaknya menangkap tikus yang sedang berusaha mencuri sepotong keju, mata Jungkook menilik tajam pada lelaki satunya. "Apa yang kau lakukan di tempat ini?"

Merasa terintimidasi, Shane menelan air liurnya. Rencananya untuk menyelinap masuk secara diam-diam telah gagal. Dia juga tak menyiapkan alasan apapun untuk keadaan seperti ini.

Sungguh, ini diluar kendalinya.








"Em... itu...," dia benar-benar bingung, ada keraguan tercetak di wajahnya, walau pada akhirnya ia memutuskan untuk berkata seadanya, "kak Eunwoo yang menyuruhku kesini."

"Eunwoo?" Jungkook mengulang kata itu, memastikan bahwa ia tak salah dengar.

Lelaki yang lebih mudah mengangguk, pertanda konfirmasi. "Dia bilang aku harus melihatnya sendiri agar bisa percaya."

Tidak ada komentar tentang gagasan itu. Jungkook memilih untuk setia mendengar.

"Soalnya, yang dia katakan agak sulit untuk sekadar dipercayai oleh logika." Shane mengucapkannya dengan hati-hati, takut-takut Jungkook malah mencapnya sebagai pembohong.









"Tentang kehancuran dunia, ya?" Shane membelalakan matanya. Bagaimana Jungkook bisa tahu? Ia bahkan belum sempat mengatakannya.

"Dugaanku benar," Jungkook menghela napasnya, "Eunwoo juga berkata hal yang sama padaku, sepertinya dia benar-benar menyembunyikan sesuatu yang besar."







Shane setuju. Dia juga merasa begitu, curiga; pasti ada sesuatu dibalik semua ini. Sebab Eunwoo bukanlah tipe orang yang suka bermain rahasia—dia itu pusat informasi yang selalu mengatakan segalanya.

"Lalu, kenapa kau hanya berdiam di depan pintu?" Jungkook bertanya bingung, perihal Shane yang malah berdiam dan tak kunjung masuk.

"Itu," Shane menunjuk pintu besar berwarna putih, celaj masuk ke ruangan milik Eunwoo, "aku tidak tahu kode keamaannya."

"Hah?! Pintunya diberi kode?!"

"Ya, 6 digit angka, dan aku tak punya satu pentujuk pun."









【√】°ɢᴇɴᴇ x』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang