ᴛʜɪʀᴛʏ ᴇɪɢʜᴛ

415 94 4
                                    

ᴀʟɪᴇɴ
■~■~■~■~■



/Happy Reading/

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/Happy Reading/









Haechan berharap kalau semua ini hanyalah mimpi.

Tinggal bangun, dan semua alien ini hilang dalam sekejap.

"Kurang ajar!" umpatnya sambil merunduk. Para alien itu sudah seperti lautan nyamuk dan semut. Banyak sekali.











Di sampingnya, Jisung menatap horor pada makhluk jelek itu. "Bagaimana kita bisa mengalahkan mereka?"

"Entah," jawab Haechan sembari menghanguskan alien hijau yang berhasil mendekat.

Mereka sangat berterima kasih pada Rose, atas dua tanaman rambat raksasa yang menjulang tinggi membelah cakrawala.

Kedua tanaman itu bagaikan alat tepok nyamuk otomatis, yang meremukkan alien hijau dengan cepat. Kalau tidak, mereka sudah kewalahan sejak tadi.












"Kita harus menunggu sampai Mark dan Chenle tiba," ujar Jungkook tiba-tiba. Lantas menoleh pada Jisung. "Tanganmu tak apa?"

Jisung membuka mulutnya, sebelum berkata polos. "Tak apa, udah gak terlalu sakit, tapi gak bisa digerakin,"

"Itu bagus," sambar Haechan. "Tapi jangan terlalu paksakan diri, bantu saja sebisamu."

Jisung mengedipkan mata, lalu mengangguk kecil. "Kak Haechan juga."

"Tenang saja, aku sudah lebih kuat," kata Haechan tersenyum. "Para alien jelek itu tak akan bisa mengalahkanku.

Untaian api berwarna biru muncul dari permukaan, menari-nari dan membunuh belasan alien.

"Mereka lama sekali! Akan kubakar pantat kak Mark dan Chenle nanti."

Jisung terkekeh pelan karena omelan Haechan. Sejenak, suasana menjadi lebih ringan, sampai-sampai sebuah seruan menggelegar.













"Mundur!" Suara berat Jaehyun terdengar lebih rendah dari biasanya.

Ketiga lelaki yang berjaga di gugus depan segera melompat mundur. Renjun terluka, dan mereka terpaksa menyusun ulang formasi.

"Alien besar itu, aku ingin sekali menonjoknya." Bambam menatap sinis pada monster abu yang melukai Renjun.

Jeno mendesah emosi. "Kulit yang besar itu terlalu tebal, belatiku tak bisa menusuknya dalam sekali coba."










Segera, beban pada udara di sekitar danau meningkat secara persisten. Situasi semakin rumit, dengan alien yang terus bermunculan.

Kalau begini, bagaimana cara mereka untuk bertahan?










【√】°ɢᴇɴᴇ x』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang