ɴᴏ 𝟥
■~■~■~■~■
"Hei, bangun." Suara itu mengusiknya; membangunkan Jisung dari acara 'mari pingsan' yang sempat dia lakukan.
Netra itu perlahan-lahan mulai terbuka dan langsung berhadapan dengan seorang lelaki yang sedang tersenyum kepadanya. Lagi-lagi dia merasa tidak asing dengan wajah itu.
Apakah dia yang menyelamatkanku? Seingatnya tadi dirinya sedang dikepung oleh tiga pria bertubuh besar. Dan sekarang mereka menghilang dan digantikan oleh seorang pemuda.
"Ada yang sakit?" Lelaki itu bertanya sembari membantunya untuk mengambil posisi duduk. "Sudah membaik," jawabnya jujur sambil menyentuh bagian lehernya yang masih sedikit nyeri.
Jisung melihat ke sekitar. Dia tahu persis di mana mereka berada sekarang ini.
"Atap?" Pandangannya teralih pada satu-satunya orang yang berada di dekatnya. Mencari penjelasan tentang mengapa dirinya berada di tempat ini. "Ya... kau tahu, disinilah tempat yang paling aman."
Jisung mendatarkan wajah. Itu tidak salah sih. Siapa juga yang mau naik ke atap bangunan setinggi lima lantai, yang bahkan tidak ada jalan masuk atau satu tangga pun yang mengarah ke tempat ini.
Kalau begitu bagaimana caranya dia sampai disini.
"Emmm..." Jisung memainkan jemarinya ragu. Ingin mengatakan sesuatu tapi tidak yakin. Alhasil dia menggembungkan pipinya.
"Kenapa?" tanya orang itu.
"Apa kau yang menyelamatkanku?" ucapnya dengan nada pelan. Lelaki itu bukan orang jahat kan. Semoga dugaannya benar.
"Mungkin, kalau yang kau maksud adalah melepaskanmu dari tiga orang biadab itu," ucap lelaki itu santai dengan senyuman yang tak kunjung lepas dari wajahnya. "Lagian apa yang seorang bocah lakukan di tempat seperti ini?"
Jisung merengut. "Aku bukan bocah. Umurku sudah 18 tahun."
"Masih delapan belas dan itu berarti masih kecil."
Perkataan itu membuatnya semakin masam. "Memang umurmu berapa?" Kalau dilihat-lihat usia mereka tidak terlalu jauh. Seharusnya.
"Aku 20 tahun, sudah dewasa," ujar orang itu bangga. Dan fakta itu membuat Jisung sedikit kesal. Dimana di negara ini kau akan disebut dewasa ketika sudah berusia 20 tahun.
"Sudahlah, mukamu jelek kalau cemberut."
Memang menyebalkan. Kenapa hidupnya dipenuhi oleh orang-orang yang seperti ini. Dimulai dengan Beomgyu dan sekarang lelaki ini.
Yah, walaupun dia harus berterima kasih karena sudah menyelamatkan nyawanya.
Oh iya, ngomong-ngomong dia belum menanyakan bagaimana caranya mereka bisa sampai di atas disini. "Emmm... kenapa kita ada di atas sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
【√】°ɢᴇɴᴇ x』
Fanfiction[NCT Dream Fanfiction] + [97 Liners] Mereka ingin kebebasan. Mereka mendambakan kedamaian. Tapi siapa yang dapat melakukannya? Ketika seluruh negara telah dikuasai oleh para 'orang jahat' atau yang mereka panggil Exitium. Hak mereka direnggut, mere...