ғɪғᴛᴇᴇɴ

470 96 10
                                    

ᴀɴɢʀʏ
■~■~■~■~■



Jaemin semakin mempercepat langkahnya, diiringi dengan umpatan yang keluar dari mulutnya.

Kabar buruk! Benar-benar buruk.






Seusai menyesap habis kopi miliknya, ia memutuskan untuk kembali ke tempat persembunyian mereka.

Lantas diperjalanan, netranya melihat gerombolan polisi dan bawahan Exitium yang semakin gencar menggeledah semua tempat satu persatu. Menginterogasi semua orang, terlebih yang terlihat mencurigakan.





Belum lagi di area hutan. Ia bisa memastikan bahwa kurang dari 24 jam seluruh tempat ini akan dipenuhi oleh orang-orang itu.



This is so awful.





Terlebih untuk mereka.




Mereka harus cepat berpindah ke kota lainnya.

Secepatnya.

Sebelum orang-orang itu menemukan mereka terlebih dahulu.









Namun, baru saja sampai, dirinya sudah dikejutkan oleh pemandangan yang luar biasa.

Rumah yang sempat mereka gunakan telah sedikit berubah; dengan sebagian besar tembok yang sudah hancur, dengan ornamen baru berbentuk bola-bola apj dan juga beberapa peralatan dapur yang melayang di udara.





Jaemin menutup mata sembari menarik napas panjang.

Apa yang kedua orang itu lakukan, sampai-sampai tempat itu menjadi rongsok? Bahkan dia bisa melihat semua isi rumah itu dari luar.






Bolehkah dia menghajar dua bocah laknat itu?









"Rasakan ini!" pungkas Haechan sembari melontarkan tiga bola api secara beruntun.

Jisung berlari menghindarinya, kemudian menerbangkan sebuah meja menggunakan kemampuannya.

"Mampus kau!"

"Akh..." Haechan merintih sebab tak sempat mengelak. "Awas saja kau!"





Lagi dan lagi, api jingga besar dilepaskan oleh yang lebih tua. Siap menghantamnya, jika saja Jisung tidak segera bersembunyi di balik tembok.

"Yak! Kakak mau membakarku hidup-hidup ya?!" kesal Jisung, berteriak.






"Kau juga, sedari tadi selalu melemparku dengan barang-barang berat. Kau kira mau membuatku jadi ayam geprek, hah?!" ujar Haechan tak mau kalah.

"Babi geprek, lebih tepatnya!" ejek Jisung santai.








Tanpa mereka sadari, seorang lelaki lainnya sedang menatap geram pada keduanya. Dengan kerutan kasar di dahi dan dua buah panci digenggamannya; siap untuk dilempar.







Plak...






"APA YANG KALIAN LAKUKAN!"

Kedua orang itu menoleh sambil mengusap kepala mereka yang terasa sakit karena tertimpuk panci.

Hanya butuh dua detik untuk sadar, dan sekerika wajah mereka berubah pucat total.






Sial! Sepertinya mereka telah membangunkan harimau ganas.









Sial! Sepertinya mereka telah membangunkan harimau ganas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
【√】°ɢᴇɴᴇ x』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang