ғᴏᴜʀ

533 101 5
                                    

ғᴀᴍɪʟʏ
■~■~■~■~■

Hari sudah semakin gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sudah semakin gelap.

Dan sekarang, disinilah dia.

Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama untuk berpikir, akhirnya Jisung memlih untuk pulang ke rumahnya terlebih dahulu.

Sebenarnya dia belum masuk, sedari tadi dirinya berdiam di depan pintu; tak ada niat untuk mengetuknya. Masih ada sedikit keraguan yang terselip di dalam dirinya.








Ketuk... tidak... ketuk... tidak...

Kedua kata itu yang berputar-putar di pikirannya; menemaninya selama sepuluh menit tanpa sebuah keputusan.

"Argh.. ketuk sajalah," ucapnya frustasi. Jisung mengangkat tangan kanannya, bersiap untuk mengetuk pintu dan dalam waktu yang sama pintu itu dibuka dari dalam.

Menampilkan sesosok lelaki bersurai ungu yang sepertinya sudah siap untuk pergi keluar.












Mereka berdua terkejut untuk sepersekian detik sebelum yang lebih tua memeluknya dengan erat. "Astaga Jisung, kamu kemana saja."

Soobin melirik ke luar rumahnya; memastikan tidak ada yang melihat mereka, lalu menarik masuk Jisung ke dalam rumah.






"Kamu baik-baik saja'kan?"









Lelaki yang bersurai ungu menatap lekat adiknya. Memastikan bahwa tidak ada satu goresan pun yang berada di kulitnya.

"Kamu tahu, aku dan mama sangat mengkhawatirkanmu sejak berita itu muncul. Kami kira kamu sudah dibawa oleh Exitium."

Perkataan itu membuat Jisung merasa bersalah. Sebenarnya apa yang dia pikirkan? Kenapa dia begitu tidak percaya pada keluarganya sendiri? Memang berpikiran berlebihan itu tidaklah baik.

"M-maaf," ujar Jisung pelan. Yang lebih tua menggelengkan kepalanya. "It's okay, as long you're fine."











Mereka mengalihkan tatap ketika gendang telinga mereka digetarkan oleh suara deritan pintu.

Bersamaan dengan terbukanya pintu, Irene menujukkan wajahnya.

Dalam sekejap Mamanya melakukan hal yang sama dengan yang Soobin lakukan, menanyakan keadaan dan membawanya ke dalam pelukan hangat.









Jisung menunduk. Dia merasa dirinya begitu bodoh. Kak Soobin dan Mamanya sangat mengkhawatirkan dirinya, tapi dia malah membuat persepsi buruk terhadap keduanya.

Bodoh... bodoh...

Sangat menyedihkan, sampai-sampai dia dapat merasakan tubuhnya bergetar dan sekumpulan air telah menggenang di sudut matanya.








【√】°ɢᴇɴᴇ x』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang