ᴛᴡᴇɴᴛʏ ᴛᴡᴏ

426 98 11
                                    

ᴡᴀᴛᴇʀ ғɪʀᴇ
■~■~■~■~■

ᴡᴀᴛᴇʀ ғɪʀᴇ■~■~■~■~■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry for typo






"Menyerah saja," Twinblade berkata santai sembari mengangkat kedua pedangnya, "dan kalian akan kami biarkan hidup."

"Mana sudi!" Haechan berteriak keras, lantas melempar tiga buah fireball pada lelaki Exitium.






Seperti yang diduga. Serangan itu tak berefek. Twinblade menebas api laksana silet, menghancurkan keseluruhan partikel dengan sangat mudahnya.

Pedang itu... tajam sekali.

Keempat anak menelan ludah, membayangkan apa yang akan terjadi jika mereka terkena tebasan itu. Namun, entah bagaimana bisa kubus milik Jisung bisa menahan serangan itu.






"Pilihan yang buruk." Twinblade menyematkan pedangnya, melirik sekilas pada patnernya lantas menyeringai. "Mari kita lihat, sebarapa jauh kalian bisa bertahan."







Jaemin buru-buru mencari benda itu, spidol miliknya.

"Apa itu?" Renjun penasaran, untuk apa Jaemin mengeluarkan benda itu.

"Ah, ini benda yang diberikan para peneliti padaku."

"Untuk?"

"Tentu saja menggambar," Jaemin memutar matanya, "tapi disini tidak ada media yang bisa kugunakan."

Ia melihat kedua Exitium itu mengambil ancang-ancang untuk menyerang. Pun, Jisung dan Haechan sudah bersiaga untuk melakukan counterattack.

"Kalau begitu..." Jaemin berpikir sebentar, sebelum melemparkan spidol itu pada Jisung, "pakai itu dengan kemampuanmu."








Ah, tidak ada yang spesial tentang rencana itu. Dia hanya memikirkan suatu kemungkinan. Jika cube milik Jisung bisa menahan serangan Twinblade, mungkin spidol miliknya terbuat dari bahan yang sama kerasnya.

Setidaknya benda itu bisa digunakan untuk bertahan. Lantas, Jisung mengambil alih spidol dengan telekinesis miliknya.






Trang!






Pedang bertabrakan dengan kubus. Dalam kejapan mata, Twinblade menerjang ke arahnya dan melepaskan serangan beruntun. Tak memberinya waktu untuk lengah.

Haechan tidak tinggal diam. Membentuk kembali bola-bola api, lalu melontarkannya. Namun, kecepatan tangan lelaki Exitium amatlah cepat. Semua api itu ditangkisnya, bahkan dua orang masih belum cukup untuk mengalahkannya.

"Hm, kubus dan spidol itu keras sekali." Selama dia menjadi Exitium, ini pertama kalinya ada suatu benda yang tak dapat dihancurkannya.

"Hahaha," Twinblade terlihat senang, karena pertarungan ini menjadi sangat menarik. Suatu latihan yang cocok baginya. "Baiklah, aku berjanji akan membelah kalian menjadi dua."








【√】°ɢᴇɴᴇ x』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang