ᴘʀᴏʟᴏɢᴜᴇ ᴄ

707 119 7
                                    

sᴀᴄʀɪғɪᴄᴇ
■~■~■~■~■

sᴀᴄʀɪғɪᴄᴇ■~■~■~■~■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---






Lantai X.





"Wah, kak Yeri datang." Seorang anak berlarian kepadanya sambil berseru senang.

Yeri adalah yang paling muda diantara peneliti lainnya, maka dari itu dia tidak ingin dipanggil ibu, tante apalagi nenek.







"Halo Haechan, bagaimana kabarmu?" Yeri mengambil anak itu dan mengendongnya.

"Aku sangat baik," celotehnya riang. "Aku sudah bisa mengedalikan kekuatanku," lanjutnya dengan nada bangga.

"Wah hebat," puji Yeri sambil berjalan ke arah anak-anak lainnya dan juga Professor Hope yang berada disana.

"Itu bohong, dia bahkan menghancurkan segalanya," bantah anak yang paling tua.

"Setidaknya aku masih menyelamatkan satu benda, tidak hancur semua." Haechan membela dirinya.









Yeri tersenyum melihat kelakukan mereka. Dia merasa seperti memiliki tujuh adik yang nakal.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Yeri sambil mendudukan diri di kursi.

"Tidak ada, kami baru saja selesai makan, dan sedang mengobrol," jawab Haechan yang berada di pangkuannya.






Untuk anak berumur delapan tahun, dia cukup berat, pikir Yeri.











"Ah ya, kakak bawa makanan, ada yang mau tidak?" tawar Yeri sambil mengeluarkan beberapa makanan ringan dari tas yang dia bawa.

Dan langsung saja, anak-anak itu menyerbu dirinya. Mengambil makanan yang mereka inginkan.




Tak lupa sedikit perdebatan dan pertengkaran menambah keseruan pada malam ini.

"Yang ini punyaku."

"Aku mau yang itu."

"Tidak boleh ini punyaku, wlee..."

【√】°ɢᴇɴᴇ x』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang