ʙᴇᴛʀᴀʏᴇᴅ
■~■~■~■~■Langit berganti penuh kegelapan. Bintang-bintang ikut berjajar, menyinari malam yang indah ini. Sudah waktunya untuk pulang dan beristirahat. Bahkan para burung telah kembali ke sarangnya.
Namun, itu tidak berlaku untuk kota Canis.
Sesuai julukannya, kota ini tidak mengenal siang ataupun malam. Buktinya sampai saat ini, orang-orang masih berkerumunan dan mondar-mandir mengelilingi kota.
Tak luput juga seorang pemuda yang sedari tadi menyamankan dirinya di sebuah tempat dengan banyak permainan dan perjudian, atau yang sering disebut dengan kasino.
Tidak tahu apa yang dilakukannya—dia tidak bermain, apalagi berjudi— di tempat ini. Walaupun dia bisa saja memenangkan segala permainan disini, kalau dia mau.
Dia bukan seorang ahli judi, tapi permainan seperti ini sangat mudah baginya. Cukup berkedip dan voila. Semuanya amat jelas baginya, semua peluang dapat dilihatnya. Tapi dia tidak mau seperti itu—mencari uang dengan berjudi— dan itu bukanlah tujuannya berada di tempat ini.
Biasanya dia akan pergi ke taman kota yang damai dan tentram, atau pergi ke tempat air mancur yang berada di tengah kota untuk menenangkan kembali pikirannya setelah seharian bekerja sebagai kasir di toko swalayan.
Hanya saja dia bosan dengan semua itu, mungkin dengan berada di keramaian sembari melihat kegiatan orang lain bisa menarik perhatiannya.
Lihat saja di sana, beberapa orang terlihat sangat serius dengan dua buah kartu poker di tangannya, sambil mengharapkan kartu selanjutnya akan membawa keberuntungan baginya.
Dan lagi, ada yang sedang mencoba peruntungannya dengan bermain mesin slot, memohon dewi fortuna memberikan jackpot padanya. Tentu saja, masih banyak orang lainnya.
Cukup menarik.
Sampai dia melihat seorang pria dan wanita yang baru saja memasuki tempat ini beberapa detik lalu.
"Hei, kenapa kita pergi ke tempat seperti ini?" Sang wanita mengeluh, karena memang ini bukanlah rencana awal mereka.
"Aku butuh hiburan, dari tadi siang kita sibuk mencari, aku juga butuh istirahat," jawab pria itu.
"Hm oke, sebentar saja. Habis itu kita harus segera menemukannya."
"Baiklah," ucap pria itu, tidak berniat melawan. "Lagian Eunwoo hanya memberikan foto seorang anak dan menyuruh kita mencarinya di kota dengan penduduk sebanyak ini, bagaimana caranya!"
"Kau ini, masih untung kita tahu bagaimana bentuk wajahnya daripada tidak mengetahui apa-apa."
Pemuda itu masih memperhatikan kedua orang itu. Dia merasa pernah melihat mereka berdua. Sepertinya kedua orang itu pernah muncul di jaringan internet. Apakah orang itu cukup terkenal?
"Lebih baik aku memastikannya," gumamnya dalam hati sembari memejamkan kedua netra sejenak. Ketika dia membukanya, bola matanya berubah kontras; yang semula berwarna hitam berganti menjadi biru langit.
Dan saat itu juga tubuhnya membeku.
Dikala maniknya bertatapan dengan salah satu dari mereka.
Dia mengetahuinya.
Pria dan wanita itu.
Twinblade dan Teardrop.
Dan keduanya... adalah,
KAMU SEDANG MEMBACA
【√】°ɢᴇɴᴇ x』
Fanfiction[NCT Dream Fanfiction] + [97 Liners] Mereka ingin kebebasan. Mereka mendambakan kedamaian. Tapi siapa yang dapat melakukannya? Ketika seluruh negara telah dikuasai oleh para 'orang jahat' atau yang mereka panggil Exitium. Hak mereka direnggut, mere...