39- Untuk Bahagia Apa Harus Terluka?

17.2K 1.2K 536
                                    

Halo kalian semua👋

Sebelum lanjut, pencet bintang di pojok kiri bawah dulu yaaaa....

Semoga kalian selalu baik dan senantiasa sehat dimanapun berada, ya. Aamiin..

SERBU DENGAN KOMEN JUGA BIAR CEPAT NEXT YA BROW!

Selamat membaca, selamat menikmati kisah mereka teman-teman..

-oOo-

Saat jarum jam hampir menyentuh angka sebelas malam, mobil yang dikendarai oleh Boby berhenti tepat di depan rumah Athaya. Ia melirik Athaya yang kini tengah memeluk tubuhnya sendiri, karena masih merasa dingin.

Saat ini, gaun Athaya sudah berganti menjadi pakaian casual. Pakaian tersebut sengaja Boby beli di salah satu toko, saat keduanya hendak pulang ke rumah.

"Kak Boby, thank you buat apapun kebaikan lo malam ini untuk gue."

Kemudian, Athaya membuka pintu mobil, lalu segera keluar dari sana. Boby menatap cewek itu beberapa detik, lalu dengan gerakan cepat ia ikut menyusul langkah Athaya sebelum mencapai pagar rumah.

"Athaya."

Athaya berbalik, ia diam, menunggu Boby melanjutkan ucapannya.

"Cintai dia sampe lo capek. Nanti, kalo seandainya udah capek, lo bakalan tau caranya berhenti."

"Tapi, ada satu cara cepat jika lo ingin Ya. Lo liat gue, lo bisa berjalan ke arah gue, gue akan buat perempuan baik kaya lo bahagia. Karena tidak sepantasnya setiap hari lo, selalu tentang sedih Ya."

Boby berjalan mendekati Athaya. "Aya, mungkin orang yang mencintai lo banyak, banyak sekali. Tapi, yang tetap mencintai lo di saat lo udah punya orang lain, hanya gue. Karena apa? Karena gue ingin membahagiakan lo."

"Kak Boby, nggak secepat itu gue bisa berdiri dari semua hal yang sekarang aja, belum lepas seutuhnya. Masih banyak bagian dari dia yang tetap saja tinggal meskipun sudah dipaksa keluar."

Boby tersenyum, senyum yang lembut tanpa rasa kesal sedikit pun. "Benar, gue pun nggak pernah memaksa sama sekali. Karena gue akan menunggu lo, gue akan menunggu lo sampai gue bisa buat lo bahagia Ya."

Athaya tersenyum tidak percaya. "Banyak hal yang nggak bisa gue percaya segampang itu kak. Dulu, dia juga berjanji akan membahagiakan. Tapi sekarang, malah menjadi luka yang paling menyakitkan."

Athaya berbalik, lalu mengambil langkah dan meninggalkan Boby yang akhirnya menyuarakan kalimat terakhirnya untuk malam itu.

"Athaya, satu hal lagi yang harus lo mengerti tentang gue. Bahwasannya, gue boleh mencintai lo, tapi gue nggak boleh melarang lo untuk mencintai pilihan lo."

"Karena dalam menaruh perasaan yang belum terbalas, gue nggak akan egois."

Athaya mendengarnya, namun ia memilih untuk bungkam, dan melanjutkan saja langkahnya. Sampai denting ponsel menunda gerakan tangan cewek itu, ketika akan membuka pintu.

Ting!

Athala
Kamu harus terbiasa sendiri. Karena pada nyatanya di dunia ini, nggak ada yang peduli dan sayang melebihi dirimu sendiri.

ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang