Jangan lupa vote dan komen ya temen-temen semuaaaSemoga senang membacanya ya aamiin...
-oOo-
Setelah meninggalkan sekolah, Athaya kini berada di halte yang letaknya tidak jauh dari SMA Galaksi. Cewek itu terdengar meringis, karena rasa pedih dari cakaran tajam Jessie di lengannya.
Langit sudah berganti warna menjadi jingga, jalan pun juga mulai dipenuhi manusia-manusia yang tengah berusaha pulang ke rumah, sehabis aktivitas mereka di luar.
Tidak sengaja Athaya menoleh ke seberang jalan, dimana ada seorang anak perempuan yang sedang menangis di dalam gendongan Ibunya. Ia terdengar mempertanyakan tentang dimana keberadaan Ayahnya.
"Mama, kenapa Abel nggak punya Ayah? Temen-temen Abel semuanya punya hiks.,"
Lembaran-lembaran memori beberapa tahun lalu, secara mendadak terputar ulang. Membuat Athaya merasa berada di tahun-tahun sebelumnya, tahun yang mana ia masih menjadi anak-anak yang pikirannya tidak sedewasa sekarang.
Siang itu, Athaya kecil berlari sambil sesenggukan. Berusaha untuk menghampiri Adam yang menunggu kepulangannya dari sekolah. Perempuan kecil dengan seragam merah putih dan rambut dikepang dua yang kini disambut dengan senyum oleh Ayahnya.
"Aya kenapa nangis?" tanya Adam sambil mensejajarkan tingginya dengan Athaya.
"Ayah hiks, kenapa Aya nggak punya bunda? Hiks. Kenapa teman-teman di sekolah semuanya punya?"
Air matanya mengalir deras, membuat Adam dengan sayang dan lembut mengusapnya.
"Kata mereka Aya nggak punya Bunda."
"Sayang, kata siapa Aya nggak punya Bunda?" Adam memamerkan senyum, meskipun rasa kasihan mendominasi saat melihat putri kesayangannya mengadu. "Teman-teman Aya belum tau kalo Bunda Aya udah jadi peri cantik di langit."
Athaya mendekat, ia duduk di pangkuan Adam. Tangisnya pun mulai surut karena mendengar cerita Ayahnya. "Peri cantik dan baik hati ya Yah?"
"Iya sayang, Bunda lagi jagain Aya dari langit. Bunda cantik, baik, sayang sama Aya dan Ayah, makanya disuruh jadi peri."
Athaya tampak tersenyum, ia menatap langit yang sedikit mendung siang itu. Kemudian tangannya ikut melambai. "Halo Bunda, eh salah. Halo peri cantik baik hati."
"Ayah, Bunda bisa liat Aya nggak?"
"Bisa dong, bunda bisa banget liat Aya sama Ayah."
"Tapi, kenapa Aya nggak bisa liat Bunda? Kan Aya mau liat Bunda lagi pake baju perinya Ayah."
"Bunda nggak mau, nanti Aya jadi pengen ikut. Soalnya baju perinya bagus banget."
"Yah..., Aya nggak boleh ikut Bunda? Aya nggak boleh jadi peri?"
"Boleh Aya..., tapi kata Bunda, Aya jadi peri di dunia aja. Jadi peri untuk jagain Ayah. Aya nggak boleh ikut ke langit." Adam mengusap rambut Athaya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA
Novela JuvenilDia tetap jatuh cinta paling bahagia. Meskipun di akhir cerita, aku menyakitinya karena harus.