Jangan lupa vote dan komen sebelum membaca ya....
Banyakin komen dan votenya dong guys... 👉👈
Kalo ada typo tolong dikasih tau ya...
Happy reading....
-oOo-
"Karena pacar aku masuk tiga besar dan jadi satu-satunya anak kelas sepuluh yang lulus seleksi, aku mau ngasih hadiah sama dia."
"Emangnya pacar kamu siapa?" tanya Athaya berpura-pura.
"Orangnya cantik, pinter, pendek kaya bocil," jawab Athala kemudian terkekeh. "Dan sekarang dia lagi berdiri di depan aku."
Athaya mencubit perut Athala kesal. "Iya tau kamu tinggi kaya tiang listrik."
"Nggak apa-apa pendek yang penting pacarnya Athala," bisik Athala membungkukkan badannya agar pas dengan Athaya. Setelahnya cowok jangkung itu tersenyum manis tepat di depan wajah ceweknya. Membuat jantung Athaya berdebar juga tubuhnya menjadi panas dingin.
Athala tertawa pelan melihat kemerahan di kedua pipi Athaya, tangan cowok itu meraih helm bogo yang tersampir di motor besarnya. Kemudian dengan telaten memasangkannya di kepala Athaya.
Klik!
Athala kembali tersenyum saat benda tersebut terpasang sempurna di kepala pacarnya. Kemudian ia lanjut memasang helm sendiri, membiarkan Athaya larut dalam pikirannya.
"Udah belum bapernya? Lama banget tuh pipi merahnya, alergi disenyumin ya?" tanya cowok itu dengan nada menyindir.
Athaya mengerling kesal. "Apa sih, nggak jelas. Aku lagi mikirin tugas sekolah tau."
"Ooo jadi tugas sekolah bisa bikin pipi kamu merah-merah gitu?" Athala malah semakin gencar menggodanya.
"Athala kamu kenapa sih? Mau pulang nggak nih?" tanya Athaya dengan nada kesal yang sengaja dibuat-buat untuk menutupi kesaltingannya di depan Athala.
Begitulah perempuan dengan segala rasa gengsinya. Sehingga Athala harus diam dan membiarkan Athaya untuk segera naik ke boncengannya.
Di dekat pos satpam, seorang cewek dengan kulit putih pucatnya lagi-lagi memperhatikan sebuah kejadian yang membuat dadanya terasa sesak, sakit, dan otaknya yang merasa tidak terima akan hal itu. Namun hatinya masih mati-matian untuk tidak bertindak yang pada akhirnya hanya akan melukai dirinya lagi dan lagi.
Jika kalian menebak bahwa cewek tersebut adalah Rachel, maka kalian memang seratus persen benar. Sambil menghela nafas karena tubuhnya yang terasa lemas, Rachel berusaha untuk duduk di kursi yang berada di dekat sana. Menatap kosong ke arah depan, membuat kenangan-kenangannya dengan Athala terputar kembali.
"Andai aja ya Ta."
"Chel?" Barbar memanggil Rachel. "Lo baik-baik aja?" tanya cowok itu semakin mendekatkan diri pada Rachel.
"Ayo gue anter berobat, abis itu pulang istirahat. Lo keliatan lemes banget," kata Barbar perhatian. Kemudian ia juga mengambil alih tas Rachel.
"Aku mau pulang aja Bar, capek doang kok," keluhnya.
"Di rumah sendiri aja kan? Gue temenin nanti."
Rachel menggeleng. "Enggak usah Bar."
"Gue suruh Jessie ke sana kalo emang lo nggak mau gue temenin."
Rachel ingin sekali hatinya dijatuhkan pada Barbar saja. Ia kadang ingin marah kenapa harus Athala orangnya. Kenapa pada laki-laki yang sama sekali tidak menyukainya? Padahal ada Barbar yang selalu tulus. Ada Barbar yang selalu punya waktu untuknya, kapanpun dan dimanapun.
![](https://img.wattpad.com/cover/205191968-288-k513981.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA
Novela JuvenilDia tetap jatuh cinta paling bahagia. Meskipun di akhir cerita, aku menyakitinya karena harus.