33- Dia Mulai Membenci

15.2K 1.1K 319
                                    


Jangan lupa vote dan komen ya......

Selamat membaca!!!
Semoga suka dan senang
Aamiin....

-oOo-









"Athaya!"

Begitu mendengar Athala memanggilnya, langkah cewek dengan rambut digerai itu terhenti. Ia berbalik, menunggu Athala yang saat ini tengah menghampirinya.

"Udah Ya! Cukup!" kata Athala penuh tekanan. "Udah cukup lo bawain gue bekal tiap hari. Udah cukup lo naruh kotak nasi di laci gue. Gue muak!"

Athala menatap Athaya tajam. "Lo ngerti nggak? Kita udah selesai, kita udah nggak ada hubungan apa-apa."

"Secepat itu kamu lupain aku?"

"Enggak, dari awal pun gue nggak pernah mengingat lo."

Athaya menatap Athala. Menatap mata cowok itu penuh dengan rasa sesak luar biasa yang ditahannya. Seharusnya dia sadar, Athala tidak pernah menghargainya.

"Kamu nggak lagi becanda kan?" tanya Athaya. "Kamu serius sama ucapan-ucapan kamu belakangan ini?"

"Sangat serius."

Athaya menoleh sebentar ke arah lain. Bibirnya tertarik untuk tersenyum, namun tampak sedih. "Oke, aku kalah ya?" tanyanya dengan suara pelan. "Makasih ya, udah jadi part paling favorit meskipun nggak selalu memberi bahagia."

"Kak Athala." Athaya memanggil cowok itu sambil tersenyum. Kali ini senyumnya terlihat lebih lepas. "Kamu mungkin bisa nemuin orang baru yang tawanya lebih bahagia, yang bisa bikin kamu nyaman. Tapi, kamu nggak akan pernah dapetin orang yang tulusnya sama kaya aku ke kamu, untuk yang kedua kalinya. Nggak akan!"

Athala di dalam hatinya membenarkan. Athaya adalah yang paling tulus, Athaya yang paling favorit. Athaya masih perempuan tercantik setelah bundanya. Sampai kapanpun, mungkin tidak akan berubah.

"Aya!" Vando datang dan langsung merangkul Athaya akrab. "Ayo ke kantin."

Cowok itu juga diikuti oleh Jon, Gilang dan Barbar. Sedangkan Saga sudah ke kantin lebih dulu bersama Tania—pacarnya. Keempat cowok itu kemudian berdiri di sisi kanan dan kiri tubuh Athaya, memberi isyarat bahwa tidak ada yang boleh macam-macam pada cewek ini.

"Bos lo kenapa dah? Heran gue sama kelakuannya belakangan ini. Pengen digampar!" Jon memberengut kesal. "Tapi kalo digampar balik, ngeri juga gue."

"Aya, belajar buat jauhin Athala. Jangan ngejar orang yang emang mau lepas. Apalagi lo cewek," ucap Gilang memberi saran. "Jangan mau jatuhin harga diri demi cowok yang nggak menghargai lo."

"Athala mungkin ada alasan kali njir," sahut Barbar. "Ya kali dia nyakitin anak orang sembarangan."

"Gue menghargai Athala sebagai ketua Zedeza Bar. Tapi, dia memperlakukan Athaya kaya gini, gue nggak terima. Berengsek!" Gilang terlihat sangat kesal dengan ketuanya itu.

"Bilang aja langsung sama orangnya Lang. Nggak guna lo ngomong di sini," balas Vando.

"Kak, gue ke kelas aja. Gue lagi banyak tugas yang belum dikerjain." Tanpa menunggu jawaban mereka, Athaya langsung bergegas melangkah. Meninggalkan cowok-cowok itu yang kini memanggil namanya.

ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang