41- Titik Bingung

9.9K 791 213
                                        

Hy semuanyaaaa...
Sebelumnya aku mau minta maaf sebesar-besarnya sama kalian semua. Karena beberapa bulan ini aku sama sekali nggak nyentuh wattpad. Karena aku belum bisa mengatur jadwal dengan baik setelah masuk kuliah beberapa bulan lalu.

Maaf udah membuat kalian semua menunggu yaaa...
Setelah ini, aku akan mengatur jadwal dengan baik, supaya semuanya tertata dan punya kesempatan untukku kerjakan. Jadi aku akan rutin up di wattpad kembali seperti sebelumnya.

Jangan lupa vote dan komen sebelum membaca ya...

Selamat membaca teman-teman

Ily 💗💗

Jam tujuh lewat lima menit, Athaya sudah berada di dalam kelasnya. Cewek itu menatap bingung mendapati kotak makan berwarna biru di atas meja.

"Kok ada kotak makan?" tanyanya kebingungan. Kemudian ia melihat ada sebuah sticky notes yang tertempel pada tutup kotak tersebut.

Aya, ini bekal dari bunda. Katanya dia lagi kangen sama kamu. Selamat makan ya, jangan lupa diabisin nasi gorengnya.

-Athala-

Athaya menghela nafas, lalu membuka perlahan kotak tersebut. Jujur, jika saja ini bukan dari Bunda Ana, dipastikan seratus persen Athaya tidak akan mencicipinya barang sedikitpun.

Tanpa disadari oleh cewek yang tengah lahap memakan nasi goreng tersebut, ada Athala yang memperhatikannya lewat celah kaca jendela. Cowok itu tersenyum simpul penuh arti, lalu segera menjauh untuk pergi.

Kak Boby
Aya, udah sarapan?
Mau nitip nggak? Mumpung gue lagi di kantin nih.

Athaya
Udah kak, barusan.
Makasih ya atas tawarannya
Lo lanjut makan aja

Kak Boby
Lo bawa bekal?

Athaya
Nggak, tadi dibuatin bekal sama Bunda Ana.

Kak Boby
Oo gitu, Ok.
Gue lanjut makan dulu

Bertepatan dengan Athaya yang menyelesaikan sarapannya. Alin memasuki kelas dengan muka merah, kentara sekali dia habis menangis. Cewek itu juga terlihat kusut, sangat berbeda dari biasanya.

Athaya menghampiri Alin yang masih berdiri di dekat meja yang biasa ia tempati itu. "Alin, kalo lagi ada apa-apa, gue tetap sama kaya dulu. Gue tetap jadi tempat cerita lo, dan sampe sekarang pun gue masih sahabat lo Lin."

"Makasih, gue nggak apa-apa kok Ya. Lo nggak perlu khawatir."

"Gue tau lo lagi nggak baik-baik aja Lin. Gue tau lo orangnya kaya gimana."

Alin menghela nafas. "Aya, gue tau juga masalah lo seberat apa, hidup lo yang lagi berantakan. Jadi, nggak akan mungkin gue ngebebanin lo dengan masalah gue juga Ya."

Athaya kemudian memeluk Alin dengan tulus. Sudah lama rasanya tidak merasakan pelukan seperti ini. Dekapan yang sudah lama tidak saling mereka rasakan satu sama lain. "Lin, jangan pernah ngerasa nggak enakan sama gue ya."

"Kalian??" tanya Viona yang baru memasuki kelas.

"Nggak apa-apa Vi," balas Alin.

ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang