17- Night Ride

11.6K 836 64
                                    

Jangan lupa vote dulu sebelum membaca ya...

Komen juga di setiap paragraf biar rame..

Happy reading temen-temen 💗💗

-oOo-




"Aya, lo wajib ikut kita malem minggu. Kapan lagi lo bisa ikut night ride bareng cogan-cogan kaya kita," ujar Jon dengan percaya dirinya.

"Emangnya lo ganteng?" tanya Vando.

Athaya tertawa. "Emang aku boleh ikut kak?"

"Boleh lah, asal bareng aku," kata Athala yang baru datang dan merangkul Athaya.

"Posesif amat pak," komentar Gilang yang tengah mencuci motornya. Setengah kaus hitam cowok itu bahkan sudah basah.

"Bilang aja lo punya penyakit iri dan dengki Lang," sahut Barbar sambil mengunyah kacang garuda yang hampir tandas.

"Lo kali yang punya penyakit begituan. Gue mah bersih, tanpa noda dan dosa."

"Bersih tanpa noda? Kaya Rinso aje dah," balas Vando.

"Aya," panggil Saga. "Tania masih ikut olim nggak?" tanya cowok itu, sengaja memelankan suaranya.

Kening Athaya mengerut bingung. "Kak Tania sebelas ipa satu ya?" tanyanya membuat Saga mengangguk cepat. "Masih kok kak."

"Ok, thanks ya."

Athaya menoleh pada Athala yang duduk persis di sampingnya. "Dia pacarnya Saga," kata Athala menjelaskan.

"Serius?"

"Iya Aya, mereka lagi berantem mungkin. Makanya Saga nanya sama kamu."

Athaya mengangguk. "Kak Tania itu baik banget, pinternya apalagi. Cantik juga, cocok banget sama kak Saga."

"Kamu juga cocok sama aku," balas Athala sambil menyenderkan kepalanya di bahu Athaya. Bahkan cowok itu mencoba untuk memejamkan matanya.

"Berat banget kak," ucap Athaya, lalu mendorong kepala Athala agar menjauh.

"BUCEN! BUCEN!BUCEN!" seru Barbar sengaja lewat di depan keduanya.

"Kayanya bukan Gilang deh Bar yang punya penyakit. Elo tuh, rasa iri dan dengkinya udah mendarah daging," kata Vando.

"Buset, mending mendarah tulang aja Van. Biar beda dari yang lain," Saga ikut menyahut.

"Kamu beneran mau ikut night ride bareng aku?" tanya Athala.

"Emangnya boleh?"

"Boleh, besok jam delapan malem kita jalan."

Athaya tersenyum lebar. "Siap ketua geng," katanya seraya memberikan sikap hormat pada Athala. Membuat cowok itu terkekeh gemas sambil mengacak pelan rambut Athaya.

"Anggap aja gue nggak liat Ta!" teriak Barbar.

"Dunia rasa milik berdua ya bos, lanjutkan!" timpal Vando.

Gilang tertawa karenanya. "Anggap aja kita ini patung-patung yang nggak bernyawa bos."

Ponsel Athala tiba-tiba berdering, hingga menghentikan kekehan cowok itu. Tanpa ba bi bu, ia langsung menggeser ikon hijau yang tertera di layar ponselnya.

"Athala, kamu lagi dimana? Aku boleh minta tolong nggak?"

"Minta tolong apa Chel?"

"Kamu bisa.., jemput aku ke rumah nenek nggak? Kamu udah pernah kok nganterin aku ke sini."

Athala terdiam sebentar. "Maaf Chel, aku lagi bareng Aya."

ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang