Jangan lupa vote dan komen sebelum membaca ya....
Fyi, aku menghapus tokoh Alka alias abangnya Athaya ya fren
Happy reading....
-oOo-
mencintai seseorang itu bukan tentang waktu. Siapapun bisa jatuh cinta kapanpun bahkan sama siapapun.
-Athala-
"Pagi Ayah," sapa Athaya, masih dengan muka bantalnya, ia berjalan menuju dapur dan duduk di pantri.
"Pagi cantik," balas Adam—Ayah Athaya. Dengan senyum mengembang, ia menyambut putri kesayangan dan satu-satunya.
Athaya menguap, lalu menumpu dagunya menggunakan kedua tangan. Memperhatikan Adam yang tengah mengiris bawang. "Ayah nggak usah repot-repot masakin Aya nasi goreng. Nanti juga bakal dibikinin sama Bibi."
"Lagian Ayah juga baru pulang dari rumah sakit tadi subuh. Pasti capek kan?" tanya Athaya.
Adam tersenyum lebar, kemudian berjalan menghampiri Athaya dan mengusap rambutnya. "Aya mandi ya, nanti telat lagi ke sekolahnya."
Athaya mengangguk. "Abis ini Ayah istirahat ya."
***
Langkah Athaya berderap menuruni tangga. Kemudian, ia menghampiri Ayahnya yang sudah menunggu kedatangannya.
"Ayah udah rapi aja, mau anterin Aya ke sekolah? Ayah nggak ngantuk?"
Adam mengangguk. "Masa Ayah nggak nganter anak Ayah. Abis anter kamu, Ayah pasti istirahat."
Athaya tersenyum. "Seneng banget kalo Ayah yang masakin sarapan Aya."
"Jadi, kalo Bibi yang masakin, Non Aya nggak seneng?" tanya Bi Muti sambil menaruh segelas susu di samping piring Athaya.
"Maksud Aya bukan gitu Bi, seneng juga kok kalo Bibi yang masak. Tapi, kalo yang masak Ayah, kan lebih seneng lagi," Athaya menyengir setelah meralat ucapannya.
"Bi, kita makan sama-sama aja," ajak Adam.
"Ndak usah pak, saya pamit ke belakang dulu mau beresin piring bekas semalam."
Athaya dari bayi hanya dibesarkan oleh Ayahnya seorang. Dia belum pernah melihat wujud nyata Bundanya yang meninggal setelah melahirkan dia, 16 tahun lalu. Karena itu, Adam selalu berusaha untuk bisa menjadi sosok Ayah, sekaligus Ibu untuk putri kecilnya yang kini sudah beranjak remaja.
Athaya belum pernah merasakan hangatnya pelukan seorang ibu, dari semenjak ia dilahirkan ke dunia.
"Aya, Ayah mau ambil kunci mobil dulu. Abisin sarapannya, setelah itu kita berangkat ya."
***
Viona merangkul Athaya yang baru selesai berpamitan pada Ayahnya. Alin pun ikut berjalan di samping Athaya sambil menggandeng lengan cewek itu.
"Kayanya kak Athala itu bener-bener suka deh sam lo Ya," cetus Viona. "Yakin banget gue. Nggak sia-sia deh lo pacaran sama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA
Novela JuvenilDia tetap jatuh cinta paling bahagia. Meskipun di akhir cerita, aku menyakitinya karena harus.