Ingat, jangan lupa vote dan komen ya....
Happy reading guys 💗
-oOo-
Athaya berjalan di lorong lab sekolah yang sepi sambil membaca catatan Biologi yang dibawanya. Ia berencana untuk mengambil jas labnya yang ketinggalan setelah praktek di jam pertama dan kedua tadi.
"Jawab anjing!"
"Jangan berani ngomong di belakang doang. Banci lo!"
"Sini ngomong depan muka gue! Ayo!"
Athaya kaget mendengar suara ribut yang sepertinya berasal dari samping gedung ini. Perlahan ia melangkahkan kaki pelan-pelan agar suara sepatunya yang beradu dengan lantai tidak terdengar. Athaya mengintip dari balik tembok, ia makin kaget ketika melihat Athala di sana bersama seorang cowok yang kini berdiri takut berhadapan dengan ketua geng itu.
Bugh!
Mata Athaya melotot saat dengan gampangnya Athala melayangkan bogeman pada cowok yang sudah tersandar ke dinding tersebut.
"Nggak usah cari gara-gara sama gue!" Athala menyeringai. "Gue nggak nyesel nolak lo masuk Zedeza. Ternyata mental lo, mental bajingan!"
Saat Athala menoleh ke kanan, ia langsung dapat menangkap wajah Athaya yang memperhatikannya dengan sorot takut. Cewek itu tergopoh-gopoh pergi dari sana sampai buku catatannya dibiarkan terjatuh ke lantai.
Athala dengan santai memungut buku bersampul coklat itu. Lalu melangkah dengan cepat, menyusul Athaya yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan dia.
"Lo takut sama gue?" tanya Athala menyamakan langkahnya dengan Athaya.
"Takut? Ya enggak lah. Ngapain takut sama Kak Athala."
Athala mengendikkan bahu. "Serius? Tapi tadi gue li--"
"Ngeri dikit," serobot Athaya. "Baru pertama kali liat secara langsung orang dibogem kaya tadi."
"Lagian ngapain sih mukulnya harus di sekolah? Nanti masuk BK rasain," kata Athaya lagi.
"Kalo lo nggak ngadu, gue nggak bakalan masuk bk."
Setelahnya cowok itu berjalan lebih dulu. Athaya mengerang kesal saat melihat bukunya dibawa menjauh oleh Athala.
"Kak Athala buku gue!!!"
"Woi!"
"Anjir tu orang kenapa sih aneh banget?" Athaya menggerutu. "Gue mau belajar."
Athaya kemudian sedikit berlari, berusaha mengejar langkah lebar cowok itu yang sama sekali tidak menggubris panggilannya.
"Kak Athala! Gue mau belajar!"
"Buku gue siniin! Aneh lo!"
"Gue lempar nih pake sepatu," ancam Athaya.
Karena sudah capek mengejar Athala. Athaya dengan kesal membuka sepatunya, melempar benda tersebut hingga...
Bugh!
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA
Teen FictionDia tetap jatuh cinta paling bahagia. Meskipun di akhir cerita, aku menyakitinya karena harus.