Vote dan komen dulu ya sebelum membaca🤗Selamat membaca semuanya...
Semoga dinikmati dengan sangat senangnya, sedihnya, dan lukanya
-oOo-
Setelah jam olahraga selesai, Athaya memilih menepi di gazebo yang berada di pinggir lapangan. Cewek itu menatap Viona dan Alin yang tengah berjalan sambil tersenyum lebar. Entah topik apa yang keduanya sedang bicarakan.
Athaya menatap mereka dengan senyum sendu. Ternyata keadaan memang secepat itu berubahnya. Semuanya cepat sekali, hingga Athaya tidak pernah merasa siap di posisi sekarang. Hanya saja ia berusaha untuk mengikuti alur dan menjalaninya saja.
"Masa bidadari dibiarin sendiri siang bolong begini. Nggak takut selendangnya diculik apa?"
Athaya menoleh, menatap cowok-cowok yang kini sudah duduk berjejer di samping kiri dan kanannya.
Athaya tersenyum singkat. "Bukan bidadari kak," katanya membalas ucapan Jon tadi.
"Siapa yang berani bilang kalo Aya bukan bidadari? Sini hadepin gue," kata Barbar.
"Udah makan Ya?" tanya Vando.
Athaya menggeleng. "Belom kak, kan belum jam istirahat."
"Buset dah! Gini amat punya adik patuh aturan sekolah," ujar Gilang.
Athaya terkekeh. "Gue juga belum laper kak."
"Nanti kalo mau makan bilang aja sama kita-kita. Mau ditemenin, mau dibeliin, atau mau dianter kemana-mana juga boleh Ya." Imbuh Saga.
Athaya terkekeh mendengarnya, ia bukan tidak tahu bahwa kelima cowok ini datang untuk menghiburnya. Tapi ada satu orang yang sangat Athaya harapkan bisa menghampirinya walaupun sebentar. Siapa lagi kalau bukan Athala?
"Gue terlalu menyedihkan ya kak? Makanya kalian dateng ngehibur." tanya Athaya tersenyum getir.
Barbar mengangguk. "Ia menyedihkan, terlalu menyedihkan untuk disia-siakan."
"Aya, jangan pernah denger dan berusaha untuk natap orang-orang yang enggak suka sama lo. Cukup fokus sama mereka yang sayang dan baik sama lo. Lo harus Inget itu!" Vando menepuk puncak kepala Athaya dua kali, memberikan senyum seperti seorang kakak pada adiknya.
"Lo adik kita berlima, lo pacarnya kosong satu Zedeza. Lo harus dipastikan selalu bahagia," ucap Jon tiba-tiba saja dalam mode serius.
"Mulai hari ini, apapun keperluan lo, mau apapun, mau kemanapun, tinggal kabarin kita. Selain Saga, semuanya selalu siap dua puluh empat per tujuh," ucap Vando menambahkan.
"Iya Ya, kalo Saga bucin. Dia obatnya cuma ada satu, nikahin aja sama Tania," kata Gilang membuat teman-temannya tertawa.
"Belum aja lo semua ngerasain jadi bucin. Semua orang bakalan bucin pada waktunya," kata Saga membela diri. "Tapi gue pastilah ada waktu juga kalo Aya butuh bantuan. Tania aja mendukung banget."
Athaya mengangguk antusias. "Iya, kak Tania baik banget sama gue kak."
"Karena lo juga baik banget sama semua orang Aya," kata Barbar.

KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA
Teen FictionDia tetap jatuh cinta paling bahagia. Meskipun di akhir cerita, aku menyakitinya karena harus.