Hy semua...Jangan lupa untuk vote dan komen di setiap paragrafnya ya....
Happy reading 💗
-oOo-
Pagi-pagi begini, kelas XI-IPA 3 sudah berisik minta ampun. Seperti siswa pada umumnya, mereka menyambut dengan bahagia pengumuman bahwa guru yang mengajar di jam pertama dan kedua berhalangan untuk hadir, karena tikus peliharaannya keselek biji rambutan.
"Chel," panggil Barbar. "Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta," nyanyi cowok itu dengan suara jeleknya. Jangankan Rachel, Vando pun muak mendengar suara Barbar yang tidak ada bagus-bagusnya sama sekali.
"Notice Barbar dong Chel, kelamaan perasaan temen gue digantung," kata Jon. Sedangkan Rachel hanya tersenyum sekilas.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Barbar dari dulu ngejar-ngejar Rachel. Meskipun cewek itu tidak bersikap sebaliknya. Namun, Barbar cukup merasa bahagia karena Rachel tetap menghargainya. Sekalipun itu hanya sebatas teman biasa.
"BARBAR ANJENG!"
Vando berteriak dari depan pintu, ia sempat cengengesan karena mendapat kerlingan marah dari Salsa. Gimana Salsa nggak marah coba, suara cowok itu kerasnya bisa bikin kelas roboh.
"Maap honey," ujarnya pada Salsa.
"Honey-honey," Gilang mencemooh. "Udah diputusin, kagak usah lagi manggil kaya gitu."
"Ye.., suka-suka aing lah! Kok situ yang sewot!" balas Vando.
"Miris amat kisah percintaan temen gue," Saga menggeleng kasihan.
"Woi bangsat!"
"Apa sayang? Apaaa?" tanya Barbar, meladeni Vando dengan sabar.
"Najis!" maki Vando. "Instagram gue lo apain musang?"
Barbar tertawa mendengar pertanyaan Vando. "Gue bajak lah! Puas banget nge-dm cewek pake akun lo."
Bugh!
"Sakit anjing!" Barbar mengelus lengannya yang dipukul oleh Vando.
"Rio anjing! Lo nonton bokep jangan di kelas monyet!" teriak Jessie dari arah belakang. Dengan muka jijik ia kembali berjalan ke depan.
"Iya nih si Rio sange! Volumenya juga digedein lagi," timpal Najwa dari ujung kelas.
"Awas ya lo Rio! Gue cepuin sama Bu Cecet," ancam Jessie.
"Wehhhh jangan Jes! Lo nggak asik ah," balas Rio takut.
"Lo juga Yo, ngapain nonton gituan di kelas. Kaya nggak punya tempat lain aja," tandas Athala dengan senyum miring.
"Cepuin aja Jes, cepuin. Si Jono sama Febri tuh ikut juga," kompor Barbar.
"Buset dah! Si Cecet pake acara ke sini lagi," Jon mengibrit. Duduk dengan tenang di mejanya. "Woi! Bu Cecet mau ke sini!" teriak Jon, memberitahu kepada teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA
Teen FictionDia tetap jatuh cinta paling bahagia. Meskipun di akhir cerita, aku menyakitinya karena harus.