46. Tujuh Belas Tahun Aya

7.4K 662 109
                                        


Hy semuaaa....
Jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah ya.. gratis kok, nggak bayar. Jangan lupa komen juga.

Selamat membaca teman-teman

-oOo-





Athaya bangun dari tidurnya, ia kemudian menghela nafas panjang. Untuk pertama kali, di hari ulang tahunnya tanpa perayaan dari sang Ayah. Biasanya, Adam akan membangunkannya jam 00 atau jam satu untuk meniup lilin dan mendengarkan Athaya mengucapkan mimpi-mimpinya.

Paling banter jam lima subuh, itupun karena Adam sedang ada jadwal tugas malam di RS. Subuhnya pasti ia buru-buru pulang, tidak ingin melewatkan hari spesial putri kesayangannya. Namun, sekarang memori-memori itu tidak akan terulang kembali. Tidak akan ada lagi Ayah yang mengucapkan selamat ulang tahun padanya.

Athaya bergegas turun dari kasur, mengingat hari ini dia masih harus berkutik dengan soal ujian. Ia harus bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.

Klik!

Jepitan biru itu terpasang dengan rapi, butuh tiga puluh lima menit untuknya tadi bersiap-siap. Lalu Athaya keluar dari kamar dan turun menapaki tangga menuju lantai satu.

Athaya mengembangkan senyum. "Pagi Bi.."

"Pagi Non Aya."

"Non, Bibi ada sesuatu untuk Non Aya. Tunggu sebentar ya." Athaya kemudian mengangguk, membuat Bi Muti bergegas ke arah dapur dan kembali lagi dengan membawa satu buah kue ulang tahun sederhana.

"Selamat ulang tahun Non Aya, maapin Bibi cuma bisa bikin kue ini buat Non. Bibi senang bisa liat Non Aya udah besar, cantik dan baik seperti sekarang."

Athaya tersenyum sendu, ia berdiri dan mengambil kue tersebut, kemudian menaruhnya di atas meja. Athaya memeluk Bi Muti, sangat menghargai effort wanita yang sudah mengasuhnya dari kecil itu.

"Bi..., terimakasih udah sayang sama Aya. Terimakasih udah mau ngurus Aya bahkan sampai sekarang, maaf kalo Aya sering bikin Bibi kesal."

Bi Muti mengurai peluknya. "Udah atuh Non peluknya, Bibi teh masih bau dapur. Bibi sayang sama Non Aya, semoga Non sehat selalu dan diberi umur yang panjang ya Non."

"Aamiin, terimakasih sekali lagi ya Bi. Aya senang...." Athaya mengusap punggung Bi Muti. "Ayo Bi, kita sarapan pake kue ulang tahun buatan Bibi."

***

"Akhirnya selesai juga ujian menyeramkan ini." Barbar meregangkan ototnya, merasa senang karena hari ini ujian telah berakhir. Itu tandanya, untuk semester ini, mereka akan menunggu waktu libur.

"Tetap bahagia meskipun gue ngisi lembar jawaban asal-asalan," timpal Jon. "Liburan kemana ya kita?"

"Ke langit aja yuk Bos?" Barbar menghadap Athala. "Mayan bisa nyapa bidadari, terus bawa mereka turun ke bumi."

"Ya udah boleh," jawab Athala malah mengiyakan.

"Malah lo iyain, udah tau temen lo satu itu kepalanya abis kebentur," sela Vando.

"Udah mikir libur aja, nilai lo tuh pikirin," kata Gilang. "Entar kaya jualan cabe semua, merah."

"Untung gue jual cabe ijo Lang," balas Barbar mengelus dadanya.

ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang