Jangan lupa vote dan komen sebelum membaca ya....
Banyakin komen dan votenya dong guys... 👉👈
Kalo ada typo tolong dikasih tau ya...
Happy reading....
-oOo-
Athala memandang wajah Athaya yang belum seutuhnya semangat memulai hari pertama ia ke sekolah tanpa adanya sosok Ayah lagi di hidupnya. Kemudian cowok dengan gelang hitam itu merapikan rambut Athaya yang tidak sengaja terkibas oleh angin saat mereka di atas motor tadi.
"Senyum dong, sekarang ada aku yang nggak bakal ninggalin kamu."
Sekarang ada aku yang nggak bakal ninggalin kamu
Bolehkah Athaya memegang erat-erat kalimat tersebut?
Bolehkah ia menyimpan rapat-rapat di dalam ingatannya?
Dan bolehkah Athaya berharap dengan sangat pada sebuah kalimat sederhana yang baru saja Athala lontarkan padanya?
Sebuah kalimat yang entah kenapa membuat Athaya mengucap senang dalam hatinya.
Athala menarik kedua sudut bibir pacarnya menggunakan jari, hingga bibir mungil tersebut melengkung dengan terpaksa.
"Kalo nggak senyum, kita nggak bakal ke kelas. Senyum dong, setidaknya untuk diri kamu sendiri."
Athaya tersenyum, meskipun belum tampak sempurna seperti biasanya. Bagaimanapun, kehilangan sosok penting di hidupnya bukanlah kesedihan yang sederhana. Tapi bukan berarti juga ia harus berlarut-larut di dalamnya.
"Udah, aku mau ke kelas duluan."
Athala menahan pundak cewek berjaket parasut itu saat hendak berbalik. "Aya, biar aku yang anterin. Aku mau pastiin pacar ketua geng baik-baik aja sampe di kelas."
Athaya jadi terkekeh ringan saat mendengarnya, apalagi saat cowok jangkung ini mengamit jemarinya dengan pas. Setidaknya ada Athala. Iya, untuk saat ini Athaya ingin bersyukur, setidaknya ada cowok itu.
"Aya, Ayah kamu nggak pernah ninggalin kamu. Sama sekali nggak pernah."
Athaya menoleh, langkahnya berhenti di lorong kelas sepuluh. "Maksudnya?"
Athala tersenyum saat melihat kebingungan Athaya yang kentara. "Karena kamu selalu menaruh Ayah kamu di hati. Sesuatu apapun yang jika ditaruh di hati, maka sejauh apapun raganya pergi, sosoknya tetap dan akan selalu ada di sekitar kamu. Meskipun nggak bisa kamu lihat, tapi bisa kamu rasakan."
Athaya jadi tersenyum lebar, nyatanya sosok yang kadang keras kepala di depannya ini punya kalimat-kalimat yang tidak pernah Athaya bayangkan keluar dari mulut dia. "Kamu bener, Ayah sebenernya nggak pernah ninggalin aku kak."
Cewek yang tidak lebih tinggi dari Athala tersebut tersenyum lebar. "Makasih kak."
"Mulai hari ini nggak boleh sedih lagi ya? Harus bahagia."
Athaya mengangguk pelan, sehingga dengan gemas Athala mengacak rambutnnya.
"Gini amat jadi jomblo, pagi-pagi udah liat orang bucin aja," kata Barbar dengan muka nelangsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALA
Teen FictionDia tetap jatuh cinta paling bahagia. Meskipun di akhir cerita, aku menyakitinya karena harus.