08- Watoki Dan Perpustakaan

12.7K 993 59
                                    


Halo temen-temen...
Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya ya...

Happy reading...

-oOo-

WATOKI

Begitulah tulisan yang terdapat pada sebuah spanduk besar yang tertempel di depan sebuah warung sederhana. Watoki yang merupakan singkatan dari warung tongkrongan kita tersebut, merupakan tempat anak-anak Zedeza berkumpul dari semenjak angkatan pertama sampai saat sekarang ini.

Warung yang berada di depan sebuah jalan yang terdapat di belakang sekolah itu setengah bagiannya terbuat dari anyaman bambu. Di dalam hanya terdapat tiga buah meja berukuran sedang. Sedangkan di luarnya, terdapat banyak sekali meja dan kursi kayu yang berjejer.

Beberapa meter dari Watoki, terdapat sebuah rumah tembok sederhana yang ukurannya cukup besar. Rumah tersebut tanpa kamar tentunya. Bangunan itu merupakan tempat yang disebut markas oleh anak-anak Zedeza.

"Cangcimen cangcimen!" seru Barbar berjalan mengitari teman-temannya dari satu meja ke meja lain.

"Kacang kuaci permen!" seru cowok itu lagi, bernada. Padahal, di dalam kotak yang dibawanya tidak ada kacang, kuaci, maupun permen. Hanya terdapat beberapa botol air mineral saja, dan di depan kotak tersebut, terdapat tulisan kotak amal yang ditulis mengunakan spidol.

"Bayu, lo anak baru kan? Orang kaya lagi. Beli dagangan gue dong," kata Barbar pada Bayu si anak kelas sepuluh yang baru masuk anggota Zedeza.

"Ya udah, berapaan emang Bang?" tanya Bayu.

"Satu botol dua puluh rebu doang. Murah kan?"

"Dua puluh ribu? Biasanya juga gue beli cuma tiga ribu Bang," tapi Bayu tetap memasukkan uang pecahan dua puluh ribu ke dalam kotak tersebut.

"Jangan protes lo, ini demi kebaikan lo di akhirat," sahut Barbar kemudian tertawa begitu saja.

Barbar itu emang kelakuannya ada-ada saja. Masa iya, air mineral yang harganya tiga ribu dijual jadi dua puluh ribu. Untung aja teman-temannya pada berduit.

"Emang itu anak idenya ada-ada aja. Kemarin dia jual pembalut di sekolah. Sekarang jual air mineral," Vando menggeleng takjub.

Athala ikut menggeleng karenanya. "Udah Bar udah, bisa bangkrut mereka lo gituin. " Tawa Athala terdengar setelahnya.

"Besok apalagi yang lo jual Bar?" tanya Gilang. "Pempers?"

"Ide bagus tuh, entar gue jual ke Bu Cecet. Kan dia sering ngompol," jawab Barbar enteng.

Vando tertawa sampai bahunya bergetar. "Coba aja Bu Cecet denger omongan lo. Udah habis lo sama gagang sapu legendarisnya." Tapi, lagi-lagi ia tertawa membayangkan Bu Cecet ditawari pempers oleh Barbar.

Saga tersenyum lebar, lalu merangkul Barbar yang baru saja duduk di sampingnya. "Barbar ini meskipun nggak ganteng, dia baik anaknya."

"Ya elah Ga, itu lo muji gue apa ngehina?"

"Lo ganteng Bar," kata Saga meralat. Yang tadi Saga cuma bercanda.

"Kalo gue ganteng, kenapa Rachel masih nggak suka sampe sekarang sama gue?"

Saga memang berucap sesuai fakta. Barbar itu ganteng, bahkan sangat ganteng di mata cewek-cewek yang menyukai cowok berkulit hitam manis sepertinya. Banyak juga yang naksir sama dia, tapi di matanya cuma ada Rachel. Hanya Rachel seorang.

ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang