25- Hari Kasih Sayang Dan Luka?

10.6K 812 65
                                    


Vote dan komen dulu ya sebelum membaca

Semoga hal baik selalu menghampirimu:)

Selamat hari kasih sayang dari orang yang tidak mengenalmu. Tapi menyayangimu dengan sangat.

★★★

Mungkin sekitar delapan puluh persen manusia menyetujui tentang sebuah kalimat, jika sewaktu-waktu kita disakiti dalam sebuah hubungan, maka segera tinggalkan. Memang benar bukan?

Namun, sepertinya Athaya masuk dalam 20% golongan yang tidak setuju dan juga tidak membantah. Hanya saja menurutnya begini, lebih baik sakitnya dilalui, dirasakan, dan dinikmati saja. Sampai rasa yang ada menjadi biasa saja.

Sudah dua Minggu lamanya Athaya tidak berada di boncengan laki-laki dengan gelang hitam yang Athaya sebut sebagai ciri khasnya itu. Di senin ketiga di bulan Februari, pada akhirnya cowok berjaket hitam itu kembali berada di depan pagar rumah Athaya dengan motor besarnya.

"Selamat pagi perempuan tercantik setelah Bunda."

Athaya tersenyum menyambutnya. Namun senyumnya tidak lagi sama dan seharusnya Athala menyadari akan hal itu.

"Pagi kak," balasnya, seolah-olah perlakuan Athala kepadanya tempo hari tidak pernah terjadi.

"Kamu nggak jemput kak Rachel?"

"Bisa nggak, kalo kita lagi bareng, nggak usah bahas Rachel?" tanyanya terdengar tidak suka.

Hati Athaya nyeri mendengarnya, tapi sudahlah. Pagi ini bukan waktu yang tepat untuk meminta penjelasan panjang lebar. Yang ada mereka akan terlambat datang ke sekolah nantinya.

"Kadang, memang ada beberapa hal yang perlu dibahas kak." Athaya kemudian naik ke boncengan cowok itu setelahnya.

Pagi ini cuaca kota Jakarta sangat adem. Bahkan, rasanya Athaya ingin berlama-lama saja berada di atas motor yang dikendarai oleh pacarnya itu. Pagi ini suasana seperti mengajak untuk tersenyum, sebentar. Apalagi saat kembali mendengar cerita sederhana di atas motor, berdua dengan salah satu orang yang punya tahta di hatinya.

Entah Athaya lebih pantas disebut dewasa, atau malah pura-pura lupa. Dia sangat apik menyembunyikan lukanya. Sangat.

"Jangan banyak sedih ya Ya, kamu harus banyak bahagia. Harus banyak sekali."

Apa Athala benar-benar dalam kondisi sadar atau tidak saat mengatakan kalimat tersebut? Namun, Athaya tetap mengangguk dalam keraguan, lalu ia mendekatkan kepalanya di pundak Athala. Agar suaranya dapat didengar dengan sangat baik oleh cowok itu.

"Gimana kalo yang nyuruh bahagia, justru yang ngasih sedih itu sendiri? Apa masih bisa banyak bahagia kak?"

Ibaratnya begini, disuruh sembuh sama orang yang membuat sakit.

"Kamu mungkin perlu melupakannya."

Kamu mungkin perlu melupakannya?

***

"Selamat pagi, semoga hari lo semua selalu senin," kata Barbar menyapa teman-temannya yang kini menyabotase tangga.

ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang