Selama kau ada, Sayangku, aku lebih dari kata baik-baik saja, tak peduli meski aku terpasung duri di sekeliling diri.
Selama aku ada, Sayangku, kau akan senantiasa kujaga. Amanmu ialah aminku, nyamanmu adalah tugasku, dan percayakan saja bahagiamu bersamaku, sebab perihal membahagiakanmu takkan pernah ada dalam daftar leluconku.
Selama kau ada, Sayangku, akulah yang merasa paling berbahagia sejagat raya. Bukan bermaksud hiperbola, tapi sedih-sedihku lesap sejak kau ada, luka-lukaku sembuh dan aku berangsur sehat sejak kau menjadi obat.
Selama aku ada, Sayangku, tak perlu kau sesap sendirian getir yang melilit jemari. Ada aku di sini yang kan selalu menyuguhkan telinga, mata, kata-kata penenang, serta sebuah peluk menambal getirmu yang berceruk.
Selama kita ada, Sayangku, bahagia adalah pantas, dan mari mengalun di paldu-paldu waktu; lebih lama lagi, sampai jantung kita tiada mampu berdegup lagi.
Melibur, 14 Maret 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Malam-Malam Tanggal
PoetrySeketika aku semacam gigil dedaunan yang bergeletuk direngkuh embun, dan kau tangkai-tangkai waktu kering; terpanggang musim-musim hilang yang panjang.