Sebelum Malam-Malam Tanggal

89 9 4
                                    

Dalam kelam paling sunyi, kita berdetak anggara. Sinar bulan perlahan padam, kaulah terang, berpendar merasuk mulut-mulut kulitku. Aku jeri, kau menyusun isyarat yang tak bisa kupahami selepas kiranamu lesap.

Seketika aku semacam gigil dedaunan yang menggeletuk dibelai embun, dan kau tangkai-tangkai waktu yang kering; terpanggang musim-musim hilang yang panjang.

Sebelum malam-malam tanggal, kita ialah manusia-manusia liar, sayangku. Aku patah-patah mengikuti bibirmu melafal kasih yang tak selamat. Kita mengusap netra dari terjangan badai paling deras yang tak bisa disekat.

Sebelum malam-malam tanggal, kita akan menjelma sepasang sedih, sepasang hilang dan sepasang pergi yang melaung dan memorakporandakan gelita.

Sebab bila baskara mengetuk dinding-dinding rumah, kita harus menjadi sepasang tak apa-apa, sepasang bahagia yang tiada pernah berduka meski tak kasat mata sebuah belati tertancap di dada.

Bencah Umbai, 12 Maret 2021

Sebelum Malam-Malam TanggalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang