Akulah kata-kata yang lindap
diterkam bisingmu di pagi buta
Seluruh kelopak bungamu luruh
membentuk permadani terhampar
di tanah basah;
bayu dan banyu memukul-mukul taman
tadi malam
Dan aku gugur satu-satu dari tangkai hari
yang tak baik menurutmuTerlupa
Teramat mudah kau tersirep
oleh banjar alamanda sepanjang jalan
hingga kau tak kunjung melahirkan aku
sebab kepalamu mendadak beku dan mulutmu kaku
Dan aku lagi-lagi mati
di hari yang baik menurutmuAkulah kata-kata yang gagal tanggal
dan tetap tertinggal di endapan cangkir sanubarimu,
tapi tak mengapa, sebab dengan begitu dapat kudengar selalu
degup jantungmu yang maha merdu.Melibur, 12 Maret 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Malam-Malam Tanggal
PoesíaSeketika aku semacam gigil dedaunan yang bergeletuk direngkuh embun, dan kau tangkai-tangkai waktu kering; terpanggang musim-musim hilang yang panjang.