Sayangku, betapa telah kusesap paham setiba aku hanya bisa berada di sini: jarak ini teramat jauh bagiku, sebab dekat ialah perihal di sampingmu.
Di bangku tunggu, aku di siksa banyak hal: ingatan menjajah kepala, kerinduan yang tiada habis-habisnya dan ketakutan akan detik-detik yang berlalu meninggalkan sebuah kabar darimu yang terlelap lugu.
Bangunlah, sambut panggilanku, Sayang.
Atau keluarlah dari penjara itu, lepaskan segala belalai yang kejam menusuk kulitmu, tenangi aku.
Tolong bangunlah, tolong
Padamkan cemasku, tenangkan gelombangku. Bergelayutlah di pundakku, Sayang. Katakan padaku bahwa kau akan baik-baik saja, bahwa aku selalu baik-baik saja, bahwa kita lebih dari kata tak apa-apa.
Lubuk Muda, 20 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum Malam-Malam Tanggal
PoetrySeketika aku semacam gigil dedaunan yang bergeletuk direngkuh embun, dan kau tangkai-tangkai waktu kering; terpanggang musim-musim hilang yang panjang.