Part 21

155 19 0
                                    

Pagi telah tiba, Mila terkejut ketika menyadari sang suami tak berada di sampingnya

" Dimana dia,apa aku bangun terlambat,ia  berusaha meraih ponselnya,astaga  sekarang jam 8, apa yang kau lakukan, dia pasti sudah berangkat ke kantor." gumam Mila menyalahkan dirinya sambil berjalan ke kamar mandi.

Selesai bersiap ia bergegas ke ruang makan.

" Maaf semuanya, aku  bangun terlambat." ucap Mila merasa bersalah.

" Tidak papa, kami bisa mengerti,semoga cucu kita segera hadir. " jawab  Marissa sambil tersenyum.

" Ma, setelah makan bisa kita bicara." tanya Mila  dengan suara terbata-bata.

" Iya sayang,kenapa kau terlihat ketakutan,apa  Kevin menyakitimu?" sahut Mita penasaran.

" Tidak, dia sangat baik." jawab Mila.

" Lalu apa yang membuatmu ketakutan sayang?" tanya Lidya.

" Tidak ada, aku hanya takut kalau kalian akan terkejut mendengar ucapan ku." jawab Mila tanpa berani menatap wajah mama.

" Memangnya apa yang ingin kau katakan?" tanya Marissa penasaran.

" Ini tentang masa lalu papa." jawab Mila dengan suara bergetar.

" Ada apa dengan papa sayang?" tanya Marissa.

" Aku merasa ada sesuatu yang aneh disini, mama Mita pernah bercerita papaku bernama Adriansyah,mereka menikah tanpa restu,ketika aku masih kecil papa pergi ke kota untuk bekerja tapi sejak itu kami juga terpisah, beberapa tahun kemudian dia kembali dalam keadaan sakit,kami merawatnya hingga dia meninggal dunia, tapi di sini, mama Marissa mengatakan bahwa bapak Adriansyah meninggal karena serangan jantung, tolong perhatikan baik-baik foto ini dan katakan siapa yang harus ku percaya saat ini." jelas Mila.

" Tunggu sayang,siapa nama lengkap ayahmu?" tanya Marissa dengan suara bergetar.

" Adriansyah Wijaya." jawab Mita.

" Tidak... ini pasti salah, tolong katakan yang sebenarnya." sahut Marissa mulai menangis.

" Maaf  tapi memang inilah kebenarannya." ujar Mita dengan mata berkaca-kaca.

" Lalu siapa ayah kandung Kevin?" tanya Marissa.

" Dia, adalah orang yang kalian bicarakan." jawab Lidya.

" Apa kenapa semua jadi serumit  ini,Mila ayo kita pulang. " ucap Mita tegas.

" Tidak, aku masih ingin di sini, masalah ini belum selesai, bagaimana mungkin ada dua orang yang sama di dua tempat berbeda." jawab Mila.

" Hentikan semua ini, suamiku sudah meninggal, jangan di ungkit lagi." sahut Marissa.

" Maaf mama,  aku tidak bisa karena masalah ini sangat penting untuk hubungan rumah tangga kami ke depannya."  ucap Mila tegas.

" Tolong beri mama sedikit waktu untuk bisa mengerti semua ini." jawab Marissa.

" Iya , maaf jujur aku juga tidak ingin hal ini terjadi." sahut Mila memeluk Marissa erat.

" Mila kita pulang, tempat mu bukan di sini lagi."  ajak Mita.

" Tunggu ma, tolong beri aku waktu beberapa hari lagi."  jawab Mila tersenyum.

" Baiklah,mama beri waktu 1 minggu,jika tidak mama akan mengatakan yang sebenarnya." sahut Mita.

" Tidak, tolong jangan katakan apapun sebelum semuanya jelas. " ucap Mila memohon.

" Baik demi dirimu, permisi." jawab Mita bergegas meninggalkan rumah Kevin.

" Terima kasih hati-hati."sahut Mila.

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang