Part 2

367 28 2
                                    

Ketika jam pulang kantor.

" Mila kamu akan pulang bersama saya." ujar Kevin.

" Tidak jam kerja sudah berakhir, saya bisa pulang sendiri." tolak Mila.

" Jangan menolak, kau masih dalam tahap tes atau aku bisa memecat mu sekarang juga." ancam Kevin.

" Oh ya coba saja kalau berani kita lihat siapa yang akan rugi." ucap Mila.

" Hanya kau yang menentang ku." sahut Kevin sambil menarik tangan Mila dengan keras.

" Hai ada apa denganmu, lepaskan tanganku." ucap Mila sambil mengibaskan tangannya.

" Tidak, ini hukuman untukmu,diam atau aku bisa bertindak kasar." sahut Kevin membawa Mila ke mobilnya.

" Kenapa kau membawa ku ke mobil,kita mau kemana?" tanya Mila.

" Diam, ikuti saja perintah ku anggap saja kau sedang lembur." jawab Kevin sambil mengemudi mobilnya.

" Ini diluar jam kantor, aku tidak akan mengikuti perintah mu." ujar Mila.

" Cukup jangan menguji kesabaran ku,kita harus sampai di sana tepat waktu." sahut Kevin.

15 menit kemudian, mereka sampai di salon.

" Rias dia secantik mungkin, aku akan segera kembali." ucap Kevin.

" Oke, aku akan menyelesaikannya sebelum kau kembali." jawab Vania tersenyum.

" Hai sepertinya kau sangat spesial untuknya, semoga selalu bahagia." ujar Vania.

" Kami tidak ada hubungan apapun bantu aku pergi dari sini." sahut Mila.

" Maaf, menurutku lebih baik kau di ikuti saja kemauannya ini demi kebaikanmu, percayalah." ucap Vania.

" Ada apa kenapa kau ketakutan?" tanya Mila.

" Kevin orang yang baik tapi jika dia menginginkan sesuatu keinginan itu harus tercapai meskipun mengorbankan nyawa orang lain." jawab Vania.

" Apa maksudmu, sepertinya kalian berdua sudah saling mengenal?" sahut Mila.

" Kau yakin ingin mengetahui semuanya untuk apa bukankah kau bilang dia bukan siapa-siapa bagimu?" tanya Vania.

" Hai apa yang kalian bicarakan, aku tidak punya waktu cepat selesaikan riasannya dan ganti pakaianmu." ujar Kevin.

" Iya." jawab Vania sambil menunduk ketakutan.

Selesai berdandan keduanya bergegas pergi ke sebuah tempat.

" Baca ini baik-baik, jangan sampai kau salah bicara." ujar Kevin.

" Tunggu, hentikan semuanya, aku harus segera pulang." sahut Mila tegas.

" Ini juga bagian dari pekerjaan jadi jangan menolak." ucap Kevin.

" Pekerjaan kamu bilang, maaf aku tidak tertarik dengan sandiwara mu." jawab Mila.

" Ini bukan sandiwara,jika kita cocok, aku siap melamar mu." sahut Kevin.

" Tidak." tolak Mila tegas.

" Oh ya tenang saja, kau tahu mamaku itu orangnya sangat pemilih dan aku juga tidak akan menikah tanpa restu darinya." ujar Kevin.

Mendengar itu Mila merasa sedikit lega, paling tidak, dia masih bisa berbuat sesuatu untuk menggagalkan rencana gila ini.

" Jangan berbuat macam-macam atau kau akan kehilangan pekerjaan." ucap Kevin tiba-tiba.

Apa-apaan ini , kenapa dia bisa membaca pikiran ku gumam Mila gelisah.

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang