Part 8

210 23 0
                                    

Sore harinya

Mila bangun ia bergegas mandi kemudian bergegas ke dapur, membuat teh dan menyediakan makanan ringan untuk di bawa ke taman belakang.

Setiap sore keluarga ini memiliki suatu kebiasaan yaitu , meluangkan waktu duduk  bersama sambil membicarakan tentang banyak hal.

Pukul 16.30,Mila kembali masuk ke rumah,ia  menyiapkan keperluan suaminya dan bergegas memasak sementara Marissa duduk di ruang tengah sambil menyaksikan berita di TV, acara selesai, Marissa menghampiri menantunya di dapur.

" Sayang, boleh mama bantu?" tanya Marissa.

" Tidak, aku ingin membuatnya sendiri, karena  ini pertama kalinya dia meminta sesuatu dariku setelah kami menikah." jawab Mila tersenyum.

" Istri yang baik,ya sudah  kalau gitu mama tunggu di meja makan." ujar Marissa.

" Siap bos." jawab Mila.

Beberapa saat kemudian

" Masakan sudah siap,apa aku perlu menambahkan sesuatu, seperti tempe atau tahu goreng?" tanya Mila

" Ya tambahkan saja tempe goreng tepung dan buatkan sedikit sambel kecap." jawab Marissa.

" Oke." sahut Mila bersemangat.

Pukul 17.30, Kevin baru sampai rumah,Mila menyambut kedatangannya sambil membawa segelas teh.

" Terima kasih sayang." ucap Kevin.

" Sama-sama, kamu mau makan atau mandi dulu?" tanya Mila

" Aku mandi sebentar sayang." jawab Kevin bergegas ke kamarnya.

Sambil menunggu Kevin selesai mandi Mila meletakkan masakannya di meja makan, semoga kamu menyukainya gumam Mila dalam hati.

" Sayang, maaf,apa kamu tidak keberatan melakukan semua ini?" tanya Marissa 

" Tentu saja tidak, dulu mama selalu bilang,jika kalian sudah menikah,itu artinya keluarga kita  bertambah, jadi,  berlajar lah untuk beradaptasi  berusaha melakukan yang terbaik untuk keluarga, usahakan jangan sampai ada perbedaan perlakuan diantara keduanya agar tercipta sebuah keluarga yang rukun dan bahagia." jelas Mila.

" Jika aku memintamu untuk tidak bekerja lagi, apa kamu bersedia melakukannya?" sahut Kevin.

" Kalau boleh jujur, aku lebih senang bekerja di rumah karena bisa menemani mama." jawab Mila.

" Kamu yakin?" tanya Marissa tak percaya

" Ya menjadi wanita karier bukanlah prioritas utamaku, dulu aku memang harus bekerja demi pendidikan Dilla,tapi sekarang tugasku sudah selesai tahun depan asuransi pendidikan Dilla bisa di cairkan dan aku rasa itu cukup untuk biaya kuliahnya." jelas Mila.

Mendengar jawaban Mila keduanya pun tak bisa berkata-kata,

" Sepertinya aku tidak salah pilih,dia adalah gadis yang ku tunggu selama ini." gumam Kevin dalam hati

Gadis ini terlihat sangat lembut dan perhatian, semoga  apa  dikatakannya memang benar. gumam Marissa dalam hati.

" Hai, kenapa kalian diam, apa aku salah bicara? " tanya Mila.

" Tidak sayang, jujur kami kagum dengan jawabanmu,di zaman sekarang banyak wanita yang lebih mementingkan karier dari kehidupan pribadi tapi kamu justru bersedia dengan sukarela untuk melepas jika suamimu yang memintanya." jelas Marissa.

" Ya, di usiaku yang semakin dewasa aku hanya ingin berkumpul dengan keluarga,masa mudaku habis untuk bekerja.

Flashback on

Saya sudah bekerja sejak usia 10 tahun, awalnya saya berjualan kue.

Ketika SMP saya sempat diadopsi, meskipun berat ,saya menerima namun dengan syarat orang tua asuh saya harus siap membiayai kehidupan mama dan Dilla, waktu itu Dilla masih berusia 3 tahun, setelah lulus SMP, orang tua angkat ku meninggal.

Tak di  sangka mereka sudah menyiapkan biaya pendidikan untukku hingga lulus kuliah.

Ketika kuliah, aku juga berjualan baju dan beberapa  aksesoris lainnya, lulus kuliah aku coba melamar pekerjaan di sebuah cafe tapi berlangsung hanya berlangsung 2 tahun.

Setelah bekerja di cafe, aku pindah ke  Surabaya,di sana semuanya terasa jauh lebih baik, aku bekerja di sebuah perusahaan ekspor impor setelah bekerja  sekitar 4 tahun, tiba-tiba aku terkena PHK lalu kembali ke Jakarta dan bekerja di perusahaan mu.

Flashback off.

" Lalu dari mana kisah cinta kalian di mulai?" tanya Marissa penasaran.

" Cinta kami di mulai sejak kuliah,mama ingat aku pernah menjadi asisten dosen di sebuah kampus saat itu aku bertemu dengannya, namun hanya 3 bulan kita  dekat, aku harus ke Jerman untuk bisnis, 2 bulan lagi kita bertemu lalu sepakat untuk menikah." jelas Kevin.

" Sayang, kenapa kamu diam,apa semua yang di bicarakan Kevin itu benar?" tanya Marissa curiga.

" Ya itu benar hanya saja aku malu jika  ada yang menceritakan tentang perjalanan cinta kami." jawab Mila tersenyum.

" Kenapa harus malu,cinta kalian itu unik lho,semoga selalu bahagia." ucap Marissa.

" Kalau kita terus bicara,kapan makanan ini bisa masuk ke perut,ayolah aku lapar sekali. " sahut Kevin

"  kasian  sekali anak mama, baiklah selamat makan sayang." ucap Marissa tersenyum.

" Terima kasih sahut Mila sambil menyiapkan makanan untuk suaminya.

Selesai makan mereka berkumpul di ruang tamu hingga pukul 20.00,di atas  jam tersebut, anggota keluarga sudah melanjutkan aktivitasnya di kamar atau di ruang kerjanya.

" Di rumah ini hanya kita bertiga tapi kenapa harus ada aturan sedemikian rupa ?" tanya Mila.

" Dulu bukan hanya aku yang tinggal di sini ada 2 sepupu dan beberapa temannya bisa di bilang ini rumah kos bagi para pria." jelas Kevin.

" Lalu dimana mereka sekarang?" tanya Mila.

" Mereka ada tapi karena kesibukan masing-masing kami jarang bertemu untuk itulah setiap akhir tahun biasanya kita membuat acara di rumah." jawab Kevin.

" Oke, aku mengerti, bisakah kita bicara tentang hal lain, rasanya sudah cukup kita berbohong." sahut Mila tiba-tiba.

" Apa maksudmu bicara begitu?" tanya Kevin.

" Aku ingin serius menjalani pernikahan ini." jawab Mila.

" Apa... kamu yakin?"  tanya Kevin terkejut.

" Ya, untuk apalagi berpura-pura,janji yang kita ucapkan adalah nyata, bagaimanapun juga aku istrimu." jawab Mila sambil menunduk.

" Apa yang membuatmu yakin ingin melanjutkan semuanya?" tanya Kevin.

" Kasih sayang yang kau tunjukkan padaku dan juga pada mama, adalah salah satunya." jawab Mila dengan mata berkaca-kaca.

" Kamu tidak takut, kalau suatu saat nanti, aku mengkhianati pernikahan kita?"  tanya Kevin

" Rasa takut hanya dimiliki oleh orang yang tidak mampu, aku punya tuhan  lagi pula aku sangat yakin pada janji pernikahan kita." jawab Mila.

" Baik terima kasih atas kepercayaan yang kau berikan,sebelum kita melangkah lebih jauh, aku ingin menceritakan sesuatu.

Flashback on

Beberapa tahun yang lalu, aku pernah menikah, wanita itu bernama Lisa dia seorang gadis yang cantik tapi mama sangat menentang pernikahan kami, 2 tahun berjuang akhirnya aku mengetahui sebuah kenyataan yang mengejutkan, bahwa pernikahan kami hanya sebagai alat untuk balas dendam, Lisa adalah  haram papa dengan Melly pembantu kami setelah usaha berhasil ia pergi dan mengambil sebagian harta papa dan mama depresi.

Flashback off.

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang